Senin, 09 Oktober 2017

Fungsi dan Makna Afiks

By Unknown di Oktober 09, 2017


Fungsi dan Makna Afiks dari bahasa Asing
a. Fungsi dan Makna Afiks dari bahasa Inggris
Kalau kita perhatikan afiks dari bahasa Inggris dapat membentuk kata benda menjadi kata sifat seperti afiks -is dan membentuk kata benda menjadi kata benda abstrak seperti afiks -is –isme dan afiks –isasi. perhatikan contoh-contoh berikut ini. Marhaenis memiliki sifat atau jiwa marhaen. Agamais maknanya memiliki sifat taat kepada agama. Sapta Margais memiliki makna mempunyai sifat patuh kepada Sapta Marga.
Afiks –isme berfungsi untuk membentuk kata benda menjadi kata benda abstrak. Misalnya, suku + -isme menjadi sukuisme; Pancasila + -isme menjadi Pancasilaisme; Bapak + -isme menjadi Bapakisme; Marhaen + -isme menjadi Marhaenisme. Adapun makna yang dinyatakan adalah ‘hal yang berhubungan dengan bentuk dasarnya’. Jadi, sukuisme bermakna ‘hal yang berhubungan dengan suku (kesukuan)’. Pancasilaisme bermakna ‘hal yang berhubungan dengan Pancasila’. Marhaenisme bermakna ‘hal yang berhubungan dengan Marhaen’.
Seperti halnya –isme, afiks –isasi yang diserap dari bahasa Inggris juga berfungsi membentuk kata benda abstrak. neon + isasi menjadi neonisasi. turi + -isasi menjadi turinisasi. Lele +-isasi menjadi lelenisasi. Swasta + -iasasi menjadi swastanisasi. Adapun makna yang dinyatakan adalah ‘hal yang berhubungan dengan pemasangan neon’. Turinisasi ‘hal yang berhubungan dengan penanaman turi’. Lelenisasi ‘hal yang berhubungan dengan pemeliharaan lele’. Swastanisasi bermakna ‘hal yang berhubungan dengan perubahan status menjadi swasta’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat
                   Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar, misalnya: -an, -kan, dan -i; akhiran;

Sufiks -isasi membentuk kata benda abstrak, contoh:
                 Organisasi                        organ
   Spesialisisasi                  spesialis
                 Globalisasi                        global
                        Akhiran -isme dan -isasi juga merupakan jenis imbuhan serapan. Mulanya pemakaian kedua imbuhan ini sangat terbatas pada kata-kata tertentu, seperti liberalisme dan westernisasi. Pemakaiannya tidak hanya pada kata dasar dari bahasa Inggris atau Belanda. Kata-kata Indonesia asli pun banyak yang menggunakan kedua imbuhan tersebut, seperti bapakisme, Indonesisasi.
.   Sufiks –isasi yang diserap dari bahasa Inggris ini sangat produktif dan berfungsi membentuk kata nomina abstrak.
-isasi - 'proses'
          Contoh:
a)   Perusahaan yang bangkrut itu tidak mempunyai inventarisasi yang cukup.
b)   Ia mengambil spesialisasi bidang kedokteran anak.
c)   Ibu aktif dalam pelbagai organisasi di kantornya.
A.           Perbedaan awalan ke- dan depan ke

Ke sebagai awalan merupakan sebuah imbuhan yang letaknya di depan kata dasar. Penulisan awalan ke digabung dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:
1.             Para peserta menyetujui usulan ketua rapat.
2.             Dia patah hati karena ditinggalkan kekasihnya.
3.             Tamu penting menduduki kursi pada baris kesatu.
Kata depan ke digunakan untuk menandai makna 'tempat, arah, atau sesuatu yang dituju'. Penulisan kata depan ke dipisah dengan kata yang mengikutinya.




Contoh:
1.             Sebelum menyeberang jalan, Sarah terlebih dahulu melihat ke kiri dan ke kanan.
2.             Ayah pergi ke kantor setiap pagi dari Senin hingga Jumat.
3.             Keluarga kami akan pergi bertamasya ke kebun binatang.
B.            Akhiran –i dan –kan sering tertukar

Akhiran (–i)
Akhiran –i berfungsi membentuk pokok kata. Makna akhiran –i:
1.             menyatakan makna perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar itu dilakukan berulang-ulang. Contohnya: memukuli (memukul berulang-ulang).
2.             menyatakan makna memberi apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contohnya: menggarami, memagari, dan menomori.
3.             menyatakan makna tempat. Contohnya: menduduki dan mendatangi.

Akhiran (–kan)

Akhiran –kan tidak berfungsi membentuk kata, melainkan berfungsi membentuk pokok kata. Makna akhiran –kan:

1.             menyatakan makna benefaktif (perbuatan yang dilakukan untuk orang lain). Contohnya: membacakan, membelikan, dan membawakan.
2.             menyatakan makna menyebabkan sesuatu melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Contohnya: menerbangkan dan memberangkatkan.
3.              menyatakan makna sesuatu menjadi yang seperti yang tersebut pada bentuk dasar. Contohnya: meluaskan dan membetulkan.
4.             menyatakan menyebabkan sesuatu jadi atau menganggap sesuatu sebagai apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contohnya: mendewakan (menganggap … sebagai dewa) dan mengurbankan (menyebabkan … jadi kurban).
5.              menyatakan membawa/ memasukkan sesuatu ke tempat yang tersebut pada bentuk dasar. Contohnya: memenjarakan (memasukan … ke penjara) dan  menyeberangkan (membawa … ke seberang).
C.           Penggunaan kata depan pada dan kepada

Kata depan (preposisi) Pada

1.      Kalau kata depan “di” digunakan untuk menyatakan “tempat yang sebenarnya”, (di Tokyo, di kamar dll.) maka kata depan “pada” diletakkan di muka kata benda (nomina) atau frase benda yang “bukan nama tempat sebenarnya” (pada perusahaan, pada departemen dll.) sebagai varian dari kata depan “di”.
Contoh:
a. Dia bekerja sebagai supir pada sebuah perusahaan dagang di Tokyo..
b. Perasaan sedih dan sepi masih terbayang pada wajahnya.
c. Aku ingin tahu,masih adakah perasaan cinta pada dirimu?

2.      Kata depanpada” digunakan untuk menyatakan “tempat keberadaan.”. Letaknya di muka kata ganti orang (pronomina), nama perkerabatan, nama pangkat dan gelar.
Contoh:
a. Kunci kamarmu ada pada ibu.
b. Pada saya ada beberapa foto kenangan bersama kamu.
c. Oleh-oleh untuk kamu saya titipkan pada Maria.

Kata depan (preposisi) Kepada

Kata depan “kepada” digunakan untuk menyatakan “tempat yang dituju”. Letaknya di depan obyek dalam kalimat yang predikatnya mengandung makna “tertuju terhadap sesuatu”. Kalau kata depan “ke” menyatakan “arah tempat yang sebenarnya”, maka kata depan “kepada” menyatakan “arah tempat yang tidak sebenarnya”.

Contoh:
a. Kami ke pos polisi untuk melaporkan hal itu kepada polisi.
b. Mereka akan minta bantuan kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
c. Setiap tamu yang datang ke desa itu harus melapor kepada kepala desa.

(2) Sebagai varian kata depan “akan” dapat digunakan kata depan “kepada” untuk menyatakan “arah yang dituju”.
Contoh:
a. Pada malam hari anak itu takut sekali kepada hantu.
b. Dia selalu ingat kepada pacarnya yang tinggal di Bandung.
c. Karyawan itu ditegur karena lupa kepada kewajibannya

kasus
Catatan:
Kata depan “pada” sebaiknya tidak digunakan di depan obyek dalam kalimat yang predikatnya mengandung makna “tertuju terhadap sesuatu”. Dalam hal ini kata depan “pada” sebaiknya diganti dengan kata depan “kepada”.
Contoh:
a. Dia minta tolong pada ayahnya. (x)
  Dia minta tolong kepada ayahnya.(○)
b. Kecaman itu ditujukan pada pemerintah.(x)
  Kecaman itu ditujukan kepada pemerintah.(○)
c. Hadiah ini kuberikan sebagai tanda cinta pada kamu.(x)
  Hadiah ini kuberikan sebagai tanda cinta kepada kamu. (○)


0 komentar:

Posting Komentar

Pages

 

MBAK EKA IDRIS 1922 Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos