A.
Keterampilan Bertanya
Sebenarnya inti dari setiap komunikasi antar manusia sangat
tergantung pada kemampuan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dimengerti
kedua belah pihak yang berkomunikasi. Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua
orang atau lebih dalam suatu pembicaraan sehari-hari merupakan hal yang paling
sering dilakukan. Dalam masa modern seperti saat ini orang yang memiliki
keterampilan berkomunikasi biasanya disukai dalam pergaulan memahami inti
permasalahan dari hal yang dibicarakan melalui penggunaan pertanyaan yang
dimengerti oleh penerima pertanyaan atau pertanyaan efektif.
Keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar
dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar
memiliki komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis
pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampuan
berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif belajar.
Beberapa penyebab penting mangapa keterampilan bertanya
sangat penting dimiliki guru antara lain kebiasaa guru terlalu banyak
menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa dalam bertanya, melatih siswa
mengemukakkan gagasan, dan memperbaiki salah persepsi tentang bertanya.Cara
belajar siswa yang aktif yaitu dengan cara pilihan yang menuntunt siswa lebih
banyak terlibat secara mental dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tampak bahwa
penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru adalah sangat penting,
karena penguasa keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses
belajar mengajar diharapkan dapat menghasikan perubahan sikap ke arah positif .
Berikut ini pemahaman dari penggunaan ketrampilan bertanya dasar dan
komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut.
1.
Penggunaan
Keterampilan Bertanya Dasar
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Bebarapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan mggunakan
keterampilan bertanya oleh guru seperti dikemukakkan di atas dapat tercapai.
Guru harus memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa supaya bisa diarahkan
pada pelajar dan pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan
tingkat pengembangan anak dan siswa.
Jika siswa gagal menjawab pertanyaan atau jawabannya kurang
sempurna. Maka guru perlu melakukan hal-hal berikut :
a.
Menyusun
kembali kata-kata yang ada dalam pertanyaan semula dalam versi yang
parlel.
b.
Menggunakan
pertanyaan yang sederhana yang relevan dengan pertanyaan pertama.
c.
Meriview
informasi yang diberikan sebelumnya adakalanya dapat membantu siswa dalam
menjawab pertanyaan.
Dalam
bertanya guru harus memeberikan giliran diantara para siswa, jika satu
pertanyaan yang diajukan guru tidak dijawab oleh seorang siswa, maka pertanyaan
ini sebaiknya diajukan kepada siswa lainnya.
Kebiasaan
–kebiasaan yang perlu dihindari
Di dalam
mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain :
a.
Mengulangi
pertanyaan sendiri
b.
Mengulangi
jawaban siswa
c.
Menjawab
pertanyaan sendiri
d.
Pertanyaan
yang memancing jawaban serentak
e.
Pertanyaan
ganda
f.
Menunjuk
siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan.
2.
Komponen-
Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan
pengusaan komponen-komponen bertanya dasar. Adapun komponen-komponen tertanya
lanjut yaitu antara lain :
a.
Pengubahan
tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
b.
Pengaturan
urutan pertanyaan
c.
Penggunaan
pertanyaan pelacak
d.
Variasi
taksonomi
3.
Keterampilan
Bertanya Untuk Mengumpulkan Data
Keterampilan
bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain melakukan
wawancara dan menyusun angket. Berikut ini adalah pemahaman dari teknik
pengumpulan data dengan wawancara dan angket.
a.
Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada
responden/orang yang diwawancarai). Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian
dari wawncara.
Keuntungan
Wawancara
1)
Wawancara
dapat digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa membaca dan
menulis.
2)
Jika
ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3)
Wawancara
dapat mengecek kebenaran responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding,
atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.
Kerugian
Wawancara
1)
Wawancara
memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian pengumpul
data.
2)
Wawancara
hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
3)
Kehadiran
pewawancara mungkin mengganggu respoden.
4)
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama yang
baik dari responden yaitu sebagai berikut:
Penampilan
fisik.,Sikap dan tingkah laku pewawancara, Pewawancara harus memperkenalkan identitas
dan memperkenalkan diri, Persiapan.
b.
Mengumpulkan Data Menggunakan Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Kelebihan teknik angket adalah sebagai berikut:
1)
Angket
dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos.
2)
Biaya
yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3)
Angket
tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh
responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kekurangan
teknik angket adalah sebagai berikut:
1)
Jika
angket dikirim melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah.
2)
Angket
tidak dapat digunakan untuk orang yang tidak terbiasa membaca dan menulis.
3)
Pertanyaan-pertanyaan
dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat
penjelasan.
c.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan dokumen
sekunder. Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa. Sedangkan dokumen sekunder adalah jika suatu
peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang yang
menerima informasi tersebut.
B.
Keterampilan
Memperoleh Informasi
Informasi
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh semua orang. Dengan
informasi yang diperoleh, orang dengan mudah dan akan lebih cepat dalam
memecahkan suatu masalah. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi, diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media
massa sseperti radio, televisi, surat kabar, dan majalah, dan melalui
lingkungan masyarakat yang ada di sekitar manusia.
Namun, untuk
dapat memperoleh informasi dengan membaca buku memerlukan keterampilan yang
tinggi. Karena beberapa orang akan kesulitan menangkap apa makna atau inti
permasalahn apa yang sedang dia baca, sehingga dia juga akan kesulitan untuk
menarik kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya. Seorang guru IPS pun wajib
untuk membaca buku teks atau buku sumber lainnya, agar ia memperoleh informasi
yang luas tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Sumber lain
untuk memperoleh informasi adalah melalui media massa, karena kita dapat
memperoleh informasi yang aktual dan terkini, sehingga informasinya dapat
dengan cepat menyebar ke seluruh masyarakat, baik tingkat lokal, nasional, dan
internasional.
Ada beberapa
keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:
a.
Informasi dapat dengan cepat sampai
kepada si penerima informasi
b.
Informasi yang diterima lebih aktual
dan terkini
c.
Informasi yang diperoleh akan lebih
dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan gambar-gambar atau foto-foto
d.
Lebih menarik dan mudah dicerna oleh
penerima informasi.
Adapun kelemahannnya adalah
a.
Tidah semua orang memiliki alah atau
sarana media komunikasi yang dibutuhkan
b.
Memerlukan waktu khusus untuk menyimak
informasi, terutama media elektronika, orang yang selalu sibuk tidak sempat
menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca majalah serta surat kabar
c.
Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki
aliran listrik, jadi cukup menyulitkan menggunakan media elektronik
d.
Tidak semua masyarakat mampu membeli
televisi, berlangganan surat kabar dan majalah.
Media massa apa pun yang kita manfaatkan untuk memperoleh
informasi diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menerima informasi
tersebut. Terkadang informasi yang diterima melalui media massa tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi intervensi dari peliput
berita, yang memiliki kepentingan tertentu. Walaup[un demikian media massa
merupakan sarana yang patut kita manfaatkan di dalam kelas, tetapi juga berasal
dari luar kelas.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang
disampaikan kepada siswa tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melainkan
tidak jarang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu
sumber belajar IPS tidak hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di
dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.
C.
Keterampilan Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial seorang peneliti sebelum
menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh, langkah yang tidak
kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah
terkumpul.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan menganalisis data
atau informasi dalam suatu penelitian adalah :
a.
Untuk
mengidentifikasi motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
b.
Mempertimbangkan
atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan
generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
c.
Menganalisis
suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat
mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social, yaitu:
a.
Penganalisis
data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti,
terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,
b.
Alat
(instrumen) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori
penelitian, dalam hal ini metode penelitian,
c.
Analisa
data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan
factual,
d.
Sebelum
analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan
permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
Keempat hal tersebut di atas hendaklah benar-benar
diperhatikan oleh seorang peneliti sosial agar hasil penelitian dapat dijadikan
sebagai informasi yang berharga bagi pengembangan ilmu selanjutnya, atau
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kebijakan atau membuat rencana untuk
masa yang akan datang.
D.
Keterampilan Menyajikan Informasi
Sekumpulan data dan informasi yang diperoleh perlu diolah,
dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan
bermanfaat bagi pihak lain, apabila disajikan dengan sistematis sehingga mudah
diterima dan dicerna oleh orang lain. Selengkap apapun informasi yang telah
terkumpul dan diolah dengan baik, apabila dalam penyajiannya kurang sistematis
dan menarik perhatian orang lain, maka data atau informasi tersebut kurang
berarti dan bermakna dan akan sulit untuk dipahami oleh pemerhati.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, guru hendaknya
dapat menjadi penyaji yang baik dan menarik, agar siswa memilki minat dan
perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara
yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan
menggunakan media dan alat pengajaran. Apabila materi pembelajaran berupa data
dan angka, maka guru lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan
cara seperti ini akan membantu siswa untuk mempermudah memahami materi
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting,
yaitu guru, materi, dan siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus
disampaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan dengan menggunakan
metode dan media yang memadai.
Setelah materi disampaikan kepada siswa perlu dinilai
keberhasilannya sebagai feed back kepada guru.
Contoh penggunaan gambar dalam pengajaran IPS, apabila guru
menerapkan materi tentang lingkungan Indonesia, maka guru membentangkan gambar
peta Indonesia dimuka kelas.Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar
dapat menghindari sifat verbalisme bagi siswa.
Penyajian informasi atau data yang dibantu dengan alat peraga
berupa grafik, gambar, dan bagan merupakan salah satu upaya penyajian informasi
yang menarik bagi siswa
dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti yang aka menyajikan secara
efektif hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a.
Penyaji
hendaklah berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid dan khalayak.
b.
Informasi
yang akan disampaikan hendaklah dikemas secara menarik dan sistematis.
c.
Materi
informasi yang hendak disampaikan harus ada keterkaitan dan kepentingan dengan
penerima informasi.
d.
Informasi
yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di masa
yang akan datang.
E.
Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian
sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari mengumpulkan
data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisa data, dan menarik
kesimpulan.
Sebagai seorang guru sebenarnya
setiap hari mengadakan penelitian dengan siswa walaupun dalam bentuk yang
sangat sederhana. Pada saat mengajar pada dasarnya guru menyampaikan informasi
yang telah dimilikinya, baik diperoleh dari buku sumber, media massa, maupun
dari hasil laporan penelitian. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang,
baru dianggap bermanfaat bila ia dapat menggunakan dan memanfaatkan
informasi-informasi dalam pekerjaanya sehari-hari.
Misal seorang pengacara ia harus
jeli menerima informasi dari berbagai pihak yang nantinya dapat dimanfaatkan
untuk membela klien nya. Begitu pula halnya dengan guru, tidak terlepas dari
kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran dikelas. Sebelum ia
masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran, terlebih dahulu guru tersebut
harus membawa sejumlah informasi yang telah dimilikinya untuk dimanfaatkan
sebagai bahan ajar siswa didalam kelas.
Data atau informasi yang diperoleh
dapat pula dimanfaatkan sebagai dasar-dasar perencanaan dimasa yang akan
datang, misalnya saja data mengenai jumlah penduduk pada usia Sekolah
Dasar (7-12 tahun) dapat dimanfaatkan untuk merencanakan jumlah lokal
sekolah, jumlah guru yang diperkirakan disuatu daerah atau negara. Disamping
itu data penduduk pada usia angkatan kerja dapat dijadikan dasar untuk
merencanakan lapangan kerja yang harus disediakan oleh pemerintah untuk
menampung angkatan kerja tersebut.
Dalam memanfaatkan informasi untuk
merencanakan pembangunan dimasa datang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
a.
Informasi hendaklah benar-benar diperoleh dari sumber yang
terpercaya,
b.
Pengolahan dan analisa data
menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih
objektif,
c.
Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan
penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih
akurat dan dapat dipercaya.
Selengkap apapun informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian, apabila tidak
dapat memanfaatkannya, maka hasil penelitian itu kurang
atau tidak dapat memberikan kontribusi positif kepada pihak lain, terutama
dalam pembangunan dibidang pendidikan nasional.
F.
Keterampilan Menyusun Generalisasi
Samlawi
(1998) mengemukakan beberapa ketentuan tentang generalisasi sebagai berikut:
a.
Generalisasi
merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna
b.
Generalisasi
adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep
c.
Generalisasi
mengemukakan sejumlah besar informasi
d.
Kebenaran
suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian
e.
Generalisasi
yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki,
sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula
Dari pernyataan diatas banyak unsur-unsur yang perlu kita
pahami dan miliki apabila akan menyusun suatu generalisasi, ada beberapa contoh
generalisasi
seperti :
a.
Toko
serba ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumennya
b.
Sumber
daya alam yang tidak bermanfaat, tidak memiliki makna bagi kehidupan manusia
c.
Tiap
masyarakat memiliki peraturan-peraturan yang tertulis ataupun yang tidak
tertulis, yang dapat memberikan pengawasan sosial terhadap tindakan dan tingkah
laku para anggotanya
Sumaatmaja (1984) mengemukakan: “Penyusunan dan pengembangan
suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini
memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep”.
Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan dasar yang dapat membina
kemampuan mengembangkan
generalisasi.
Untuk menyusun generalisasi diperlukan logika berfikir yang
bersifat universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu,
guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis.Hal
itu menuntut keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis.
Untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini
seperti:
a.
Sikap
berhati-hati dalam menyusun generalisasi
b.
Didukung
oleh data yang akurat dan representatif
c.
Penyusunan
dilakukan dengan objektif
d.
Jangan
tergesa-gesa dalam membuat generalisasi
e.
Data
perlu dianalisis kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil
kesimpulan
G.
Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan di kembangkan
masih perlu diuji kebenarannya dan keabsahannya. Seperti contoh generalisasi
berikut ini “ Setiap laki- laki yang berasal dari daerah A, senang berpoligami
(beristri lebih dari satu)”. Mungkin untuk sebagian kecil laki – laki daerah A,
beristri lebih dari satu itu benar, karena masih banyak laki – laki di daerah
A, tidak beristri lebih dari satu (berpoligami).Maka sudah jelas generalisasi
seperti itu di anggap keliru,
dan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Hal ini menjaga agar masyarakat daerah
A tidak merasa terganggu atas generalisasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang perlu dipahami sebelum
menguji generalisasi, yaitu :
a.
Generalisasi
harus merupakan kalimat yang lengkap; dimaksudkan bahwa kalimat yang menyatakan
sebuah generalisasi terdiri dari pokok kalimat (subjek), predikat dan objek,
sehingga kalimat tersebut memiliki makna yang luas dan rasional.
b.
Generalisasi
merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip
atau ketentuan pada konteks IPS, maksudnya bahwa kalimat pembentuk generalisasi
itu mendeklarasikan suatu kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta yang ada
sehingga menjadi sebuah prinsip yang perlu diterapkan dalam pengajaran IPS.
c.
Generalisasi
merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya. Contoh: “ anak yang
rajin belajar akan menjadi pandai” dalam kalimat tersebut terdapat empat buah
konsep yaitu “anak”, “rajin”, ‘’belajar”, dan “pandai”. Keempat konsep tersebut
saling berkaitan sehingga menjadi suatu makna, dan menjadi suatu prinsip dalam
kegiatan belajar, apabila seseorang rajin belajar akan menjadi pandai.
Kenyataan itu memang banyak terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
ungkapan yang menyatakan “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
d.
Konsep
yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan, maksudnya bahwa suatu generalisasi harus didukung oleh konsep,dan
konsep-konsep yang saling berkaitan itu harua terbukti dengan fakta-fakta yang
ada di lapangan. Generalisasi tidak akan terbentuk apabila tidak ada hubungan
dari beberapa konsep, dan konsep tidak akan bermakna apabila tidak dibuktikan
dengan fakta-fakta.
e.
Kalimat
yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal maksudnya bahwa kalimat
generalisasi merupakan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua kondisi dan
situasi dan tidak terbatas oleh waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyono.(1985). Pengertian dan Karakterisitk IPS. Jakarta : P3G Depdikbud.
Sapriya.
(2006). Konsep Dasar IPS. Bandung:
UPI Press.
Sumaatmadja, N. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung :
Alumni.
0 komentar:
Posting Komentar