Selasa, 24 Oktober 2017

KETERAMPILAN DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

By Unknown di Oktober 24, 2017


A.           Keterampilan Bertanya
Sebenarnya inti dari setiap komunikasi antar manusia sangat tergantung pada kemampuan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dimengerti kedua belah pihak yang berkomunikasi. Penggunaan pertanyaan misalnya oleh dua orang atau lebih dalam suatu pembicaraan sehari-hari merupakan hal yang paling sering dilakukan. Dalam masa modern seperti saat ini orang yang memiliki keterampilan berkomunikasi biasanya disukai dalam pergaulan memahami inti permasalahan dari hal yang dibicarakan melalui penggunaan pertanyaan yang dimengerti oleh penerima pertanyaan atau pertanyaan efektif.
Keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar memiliki komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampuan berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif belajar.
Beberapa penyebab penting mangapa keterampilan bertanya sangat penting dimiliki guru antara lain kebiasaa guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa dalam bertanya, melatih siswa mengemukakkan gagasan, dan memperbaiki salah persepsi tentang bertanya.Cara belajar siswa yang aktif yaitu dengan cara pilihan yang menuntunt siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, tampak bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru adalah sangat penting, karena penguasa keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat menghasikan perubahan sikap ke arah positif . Berikut ini pemahaman dari penggunaan ketrampilan bertanya dasar dan komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut.

1.             Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Bebarapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan mggunakan keterampilan bertanya oleh guru seperti dikemukakkan di atas dapat tercapai. Guru harus memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa supaya bisa diarahkan pada pelajar dan pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat pengembangan anak dan siswa.
Jika siswa gagal menjawab pertanyaan atau jawabannya kurang sempurna. Maka guru perlu melakukan hal-hal berikut :
a.             Menyusun kembali kata-kata yang ada dalam pertanyaan semula dalam versi  yang parlel.
b.             Menggunakan pertanyaan yang sederhana yang relevan dengan pertanyaan pertama.
c.             Meriview informasi yang diberikan sebelumnya adakalanya dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan.
Dalam bertanya guru harus memeberikan giliran diantara para siswa, jika satu pertanyaan yang diajukan guru tidak dijawab oleh seorang siswa, maka pertanyaan ini sebaiknya diajukan kepada siswa lainnya.
Kebiasaan –kebiasaan yang perlu dihindari
Di dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain :
a.             Mengulangi pertanyaan sendiri
b.             Mengulangi jawaban siswa
c.             Menjawab pertanyaan sendiri
d.            Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e.             Pertanyaan ganda
f.              Menunjuk siapa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan.

2.             Komponen- Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan pengusaan komponen-komponen bertanya dasar. Adapun komponen-komponen tertanya lanjut yaitu antara lain :
a.             Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
b.             Pengaturan urutan pertanyaan
c.             Penggunaan pertanyaan pelacak
d.            Variasi taksonomi
3.             Keterampilan Bertanya Untuk Mengumpulkan Data
Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain melakukan wawancara dan menyusun angket. Berikut ini adalah pemahaman dari teknik pengumpulan data dengan wawancara dan angket.
a.             Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada responden/orang yang diwawancarai). Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari wawncara.
Keuntungan Wawancara
1)             Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa membaca dan menulis.
2)             Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
3)             Wawancara dapat mengecek kebenaran responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.




Kerugian Wawancara
1)             Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data.
2)             Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
3)             Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu respoden.
4)             Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama yang baik dari responden yaitu sebagai berikut:
Penampilan fisik.,Sikap dan tingkah laku pewawancara, Pewawancara harus memperkenalkan identitas dan memperkenalkan diri, Persiapan.
b.             Mengumpulkan Data Menggunakan Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Kelebihan teknik angket adalah sebagai berikut:
1)             Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos.
2)             Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3)             Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kekurangan teknik angket adalah sebagai berikut:
1)             Jika angket dikirim melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah.
2)             Angket tidak dapat digunakan untuk orang yang tidak terbiasa membaca dan menulis.
3)             Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
c.             Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan dokumen sekunder. Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Sedangkan dokumen sekunder adalah jika suatu peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang yang menerima informasi tersebut.

B.            Keterampilan Memperoleh Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh semua orang. Dengan informasi yang diperoleh, orang dengan mudah dan akan lebih cepat dalam memecahkan suatu masalah. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa sseperti radio, televisi, surat kabar, dan majalah, dan melalui lingkungan masyarakat yang ada di sekitar  manusia.
Namun, untuk dapat memperoleh informasi dengan membaca buku memerlukan keterampilan yang tinggi. Karena beberapa orang akan kesulitan menangkap apa makna atau inti permasalahn apa yang sedang dia baca, sehingga dia juga akan kesulitan untuk menarik kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya. Seorang guru IPS pun wajib untuk membaca buku teks atau buku sumber lainnya, agar ia memperoleh informasi yang luas tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah melalui media massa, karena kita dapat memperoleh informasi yang aktual dan terkini, sehingga informasinya dapat dengan cepat menyebar ke seluruh masyarakat, baik tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:
a.              Informasi dapat dengan cepat sampai kepada si penerima informasi
b.             Informasi yang diterima lebih aktual dan terkini
c.              Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan gambar-gambar atau foto-foto
d.             Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.
Adapun kelemahannnya adalah
a.              Tidah semua orang memiliki alah atau sarana media komunikasi yang dibutuhkan
b.             Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika, orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca majalah serta surat kabar
c.              Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup menyulitkan menggunakan media elektronik
d.             Tidak semua masyarakat mampu membeli televisi, berlangganan surat kabar dan majalah.
Media massa apa pun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi intervensi dari peliput berita, yang memiliki kepentingan tertentu. Walaup[un demikian media massa merupakan sarana yang patut kita manfaatkan di dalam kelas, tetapi juga berasal dari luar kelas.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang disampaikan kepada siswa tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melainkan tidak jarang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu sumber belajar IPS tidak hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.
C.           Keterampilan Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh, langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu penelitian adalah :
a.              Untuk mengidentifikasi motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
b.             Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
c.              Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social, yaitu:
a.              Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti, terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,
b.             Alat (instrumen) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori penelitian, dalam hal ini metode penelitian,
c.              Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan factual,
d.             Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
Keempat hal tersebut di atas hendaklah benar-benar diperhatikan oleh seorang peneliti sosial agar hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga bagi pengembangan ilmu selanjutnya, atau sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kebijakan atau membuat rencana untuk masa yang akan datang.

D.           Keterampilan Menyajikan Informasi
Sekumpulan data dan informasi yang diperoleh perlu diolah, dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan bermanfaat bagi pihak lain, apabila disajikan dengan sistematis sehingga mudah diterima dan dicerna oleh orang lain. Selengkap apapun informasi yang telah terkumpul dan diolah dengan baik, apabila dalam penyajiannya kurang sistematis dan menarik perhatian orang lain, maka data atau informasi tersebut kurang berarti dan bermakna dan akan sulit untuk dipahami oleh pemerhati.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, guru hendaknya dapat menjadi penyaji yang baik dan menarik, agar siswa memilki minat dan perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat pengajaran. Apabila materi pembelajaran berupa data dan angka, maka guru lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu guru, materi, dan siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Setelah materi disampaikan kepada siswa perlu dinilai keberhasilannya sebagai feed back kepada guru.
Contoh penggunaan gambar dalam pengajaran IPS, apabila guru menerapkan materi tentang lingkungan Indonesia, maka guru membentangkan gambar peta Indonesia dimuka kelas.Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat verbalisme bagi siswa.
Penyajian informasi atau data yang dibantu dengan alat peraga berupa grafik, gambar, dan bagan merupakan salah satu upaya penyajian informasi yang menarik bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti yang aka menyajikan secara efektif hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a.              Penyaji hendaklah berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid dan khalayak.
b.             Informasi yang akan disampaikan hendaklah dikemas secara menarik dan sistematis.
c.              Materi informasi yang hendak disampaikan harus ada keterkaitan dan kepentingan dengan penerima informasi.
d.             Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan di masa yang akan datang.

E.            Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisa data, dan menarik kesimpulan.
Sebagai seorang guru sebenarnya setiap hari mengadakan penelitian dengan siswa walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pada saat mengajar pada dasarnya guru menyampaikan informasi yang telah dimilikinya, baik diperoleh dari buku sumber, media massa, maupun dari hasil laporan penelitian. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang, baru dianggap bermanfaat bila ia dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi-informasi dalam pekerjaanya sehari-hari.
Misal seorang pengacara ia harus jeli menerima informasi dari berbagai pihak yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membela klien nya. Begitu pula halnya dengan guru, tidak terlepas dari kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran dikelas. Sebelum ia masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran, terlebih dahulu guru tersebut harus membawa sejumlah informasi yang telah dimilikinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar siswa didalam kelas.
Data atau informasi yang diperoleh dapat pula dimanfaatkan sebagai dasar-dasar perencanaan dimasa yang akan datang, misalnya saja data mengenai jumlah penduduk pada usia Sekolah Dasar  (7-12 tahun) dapat dimanfaatkan untuk merencanakan jumlah lokal sekolah, jumlah guru yang diperkirakan disuatu daerah atau negara. Disamping itu data penduduk pada usia angkatan kerja dapat dijadikan dasar untuk merencanakan lapangan kerja yang harus disediakan oleh pemerintah untuk menampung angkatan kerja tersebut.
Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa datang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
a.              Informasi hendaklah benar-benar diperoleh dari sumber yang terpercaya,
b.             Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
c.              Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.
Selengkap apapun informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian, apabila tidak dapat memanfaatkannya, maka hasil penelitian itu kurang atau tidak dapat memberikan kontribusi positif kepada pihak lain, terutama dalam pembangunan dibidang pendidikan nasional.

F.            Keterampilan Menyusun Generalisasi
Samlawi (1998) mengemukakan beberapa ketentuan tentang generalisasi sebagai berikut:
a.              Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna
b.             Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep
c.              Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi
d.             Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian
e.              Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula        
Dari pernyataan diatas banyak unsur-unsur yang perlu kita pahami dan miliki apabila akan menyusun suatu generalisasi, ada beberapa contoh generalisasi seperti            :
a.              Toko serba ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumennya
b.             Sumber daya alam yang tidak bermanfaat, tidak memiliki makna bagi kehidupan manusia
c.              Tiap masyarakat memiliki peraturan-peraturan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis, yang dapat memberikan pengawasan sosial terhadap tindakan dan tingkah laku para anggotanya
Sumaatmaja (1984) mengemukakan: “Penyusunan dan pengembangan suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep”. Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan dasar yang dapat membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Untuk menyusun generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis.Hal itu menuntut keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis. Untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini seperti:
a.              Sikap berhati-hati dalam menyusun generalisasi
b.             Didukung oleh data yang akurat dan representatif
c.              Penyusunan dilakukan dengan objektif
d.             Jangan tergesa-gesa dalam membuat generalisasi
e.              Data perlu dianalisis kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil kesimpulan

G.           Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan di kembangkan masih perlu diuji kebenarannya dan keabsahannya. Seperti contoh generalisasi berikut ini “ Setiap laki- laki yang berasal dari daerah A, senang berpoligami (beristri lebih dari satu)”. Mungkin untuk sebagian kecil laki – laki daerah A, beristri lebih dari satu itu benar, karena masih banyak laki – laki di daerah A, tidak beristri lebih dari satu (berpoligami).Maka sudah jelas generalisasi seperti itu di anggap keliru, dan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Hal ini menjaga agar masyarakat daerah A tidak merasa terganggu atas generalisasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang perlu dipahami sebelum menguji generalisasi, yaitu :
a.              Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap; dimaksudkan bahwa kalimat yang menyatakan sebuah generalisasi terdiri dari pokok kalimat (subjek), predikat dan objek, sehingga kalimat tersebut memiliki makna yang luas dan rasional.
b.             Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS, maksudnya bahwa kalimat pembentuk generalisasi itu mendeklarasikan suatu kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta yang ada sehingga menjadi sebuah prinsip yang perlu diterapkan dalam pengajaran IPS.
c.              Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya. Contoh: “ anak yang rajin belajar akan menjadi pandai” dalam kalimat tersebut terdapat empat buah konsep yaitu “anak”, “rajin”, ‘’belajar”, dan “pandai”. Keempat konsep tersebut saling berkaitan sehingga menjadi suatu makna, dan menjadi suatu prinsip dalam kegiatan belajar, apabila seseorang rajin belajar akan menjadi pandai. Kenyataan itu memang banyak terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ungkapan yang menyatakan “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
d.             Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di lapangan, maksudnya bahwa suatu generalisasi harus didukung oleh konsep,dan konsep-konsep yang saling berkaitan itu harua terbukti dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Generalisasi tidak akan terbentuk apabila tidak ada hubungan dari beberapa konsep, dan konsep tidak akan bermakna apabila tidak dibuktikan dengan fakta-fakta.
e.              Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal maksudnya bahwa kalimat generalisasi merupakan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua kondisi dan situasi dan tidak terbatas oleh waktu.




















DAFTAR PUSTAKA


Mulyono.(1985). Pengertian dan Karakterisitk IPS. Jakarta : P3G Depdikbud.

Sapriya. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.

Sumaatmadja, N. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung : Alumni.










0 komentar:

Posting Komentar

Pages

 

MBAK EKA IDRIS 1922 Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos