A.
Pendidikan
Hanya untuk Manusia
Manusia
sebagai animal educandum, secara bahasa berarti bahwa manusia merupakan
hewan yang dapat dididik dan harus mendapat pendidikan. Dari pengertian
tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara
manusia dengan hewan, ialah manusia dapat dididik dan harus mendapat
pendidikan.
1.
Manusia dan Hewan
Pada
dasarnya hewan berperilaku hanyalah berdasarkan atas insting atau nalurinya.
Hewan tidak dapat membedakan perbuatan baik ataupun buruk, mana perbuatan
bermoral maupun tidak bermoral. Hewantidak memiliki hati nurani tidak mampu
memiliki nilai-nilai, tidak memiliki perasaan. Hewan tidak akan memiliki
perasaan, bagaimana pun manusia berusaha menyampaikannya pada hewan tersebut.
Beberapa
ekor hewan mungkin dapat dilatih untuk mengenal tanda-tanda (signal-signal)
tertentu, sehingga tanda-tanda tersebut dapat dikenali oleh hewan dengan hasil
berupa gerakan-gerakan mereka. Namun, gerakan-gerakan tersebut hanyalah gerakan
yang terjadi mekanis, secara otomatis saja. Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa
gerakan tersebut merupakan hasil berpikir dari hewan tersebut.
Hasil
berpikir secara intelektual melibatkan simbol-simbol. Hewan dapat dilatih
mengenal tanda-tanda melalui latihan secara terus-menerus, tetapi hewan tidak
akan memahami simbol-simbol, seperti bahasa. Berbeda dengan manusia yang
berkemampuan berkomunikasi melalui simbol-simbol.
Manusia
dengan hewan memiliki beberapa persamaan dalam struktur fisik dan perilakunya.
Secara fisik, manusia dan hewan, khususnya hewan menyusui dan bertulang
belakang, memiliki perlengkapan prinsipal tidak terbatas perbedaan.
Pendidikan
pada hakikatnya akan berusaha untuk mengubah perilaku. Teteapi perilaku mana
yang dapat terjangkau oleh pendidikan, karena hewan pun adalh makhluk yang
berperilaku. Dalam hal ini Prof. Khonstam mengemukakan beberapa jenis perilaku
dari berbagai makhluk sebagai berikut.
a.
Anorganis,yaitu
suatu gerakan yang terjadi pada benda-benda mati, tidak bernyawa. Gerakan ini
ditentukan atau tergantung kepada hukum kausal (sebab-akibat).manusia dilempar
dari gudung bertingkat tiga misalnya, ia akan jatuh kebawah, sama halnya
seperti kita melempar batu (benda mati). Hal iini terjadi karena adanya gaya
tarik bumi.
b.
Organis/nabati,
yaitu yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. Manusia dan hewan sama-sama memiliki
perilaku ini, manusia maupun hewan bernapas, tumbuhan juga bernapas. Dalam
tubuh hewan dan tumbuhan terjadi peredaran zat-zat maanan, seperti halnya juga
terjadi pada tumbuh-tunbuhan.gerakan ini terjadi secara otomatis tidak perlu
dipelajari. Setiap makhluk hidup dengan sendirinya memiliki gerakan nabati ini.
c.
Hewani,
perilaku ini lebih tinggi derajatnyadari perilaku nabati. Perilaku ini bersifat
inspiratif (seperti insting lapar, insting seks, insting berkelahi), dapat
diperbaiki sampai taraf tertentu, dan dapat memiliki kesadaran indra, di mana
manusia an hewan dapat mengamati lingkungan karena memiliki alat indra.
d.
Manusiawi, meripakan perilaku yang hanay
terdapat pada manusia. Adapun perilaku ciri-ciri ini adalah:
1)
Manusia
berkemampuan untuk menguasai hawa nafsu.
2)
Manusia
memiliki kesadaran intelektual, ia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ejadikan manusia makhluk berbudaya.
3)
Manusia
memiliki kesadaran diri, dapat menyadari sifat-sifat yang ada pada dirinya,
manusia dapat mengadakan introspeksi.
4)
Manusia
adalah makhlluk sosial, membutuhkan orang lain untuk hidupbersama-sama,
berorganisasi dan bernegara.
5)
Manusia
memiliki bahasa simbolis, baik tertulis maupun secara lisan.
6)
Manusia
dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika) dan dapat berbuat sesuai
nilai-nilai trsebut, dan memiliki kata hati.
Ciri-ciri
tersebut diatas sama sekali tidak dimiliki oleh hewan, yang dengan cirri-ciri
itu lah manusia dapat dididik, dapat memperbaiki perilakunya, dalam bentuk
suatu pribadi yang utuh.
e.
Mutlak,
dimana manusia dapat berkomunikasi dengan Maha pencipta. Manusia dapat
menghayati mkehidupan beragama, yang merupakan nilai yang paling tinggi dalam
kehidupan manusia.
Dari
segi pendidikan, lapisan perilaku yang menjadi garapan pendidikan ialah lapisan
manusiawi dan lapisan mutlak. Lapisan manusiawi sebagian besar menyangkut
dimensi kejiwaan dan psikis, sedangkan lapisan mutlak menyangkut kehidupan
spiritual. Dimensi kejiwaan meliputi aspek kognitif, afektif atau emosional
serta aspek psikomotoris.
Sehingga
dalam hal ini, jelas bahwasanya hewan tidak dapat dididik dan tidak
memungkinkan untuk menerima pendidikan, sehingga tidak mungkin dapat dilibatkan
dalam proses pendidikan karena hewan seperti yang sudah dijelaskan bahwa hewan
hanya memiliki insting namun tidak memiliki akal. Hanya manusialah yang dapat
dan memungkinkan menerima pendidikan, karena manusia memiliki dilengkapi dengan
akal.
2.
Mengapa Manusia Harus Dididik
Beberapa
asumsi yang memungkinkan manusia harus dididik dan memperoleh pendidikan,
yaitu:
a.
Manusia
dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Manusia begitu lahir ke dunia, perlu
mendapatkan uluran orang lain (ibu dan ayah) untuk dapat melangsungkan hidup
dan kehidupannya.
b.
Manusia
lahir tidak langsung dewasa, untuk sampai pada kedewasaan itu sendiri
memerlukan proses yang panjang dan waktu yang lama. Dalam mengarungi kehidupan
dewasa, manusia perlu dipersiapkan. Bekal tersebut dapat diperoleh dengan
pendidikan.
c.
Manusia (anak didik) hakikatnya adalah
makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya ini akan terjadi hubungan
pengaruh timbal balik dimana setiap individu akan menerima pengaruh dari
individu yang lainnya. Sebab itu, maka sosialitas mengimplikasikan bahwa
manusia akan perlu dididik.
Manusia
merupakan makhluk yang dapat dididik, memungkinkan untuk memperoleh pendidikan.
Manusia merupakan makhluk yang harus dididik, karena manusia lahir dalam
keadaan tidak berdaya, lahir tidak langsung dewasa. Manusia adalah makhluk
sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya.
3.
Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik
Manusia belum selesai menjadi manusia,
ia dibebani keharusan untuk menjadi manusia, tetapi ia tidak dengan sendirinya
menjadi manusia, untuk menjadi manusia ia perlu dididik dan mendidik diri. ”Manusia
dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan”, demikian kesimpulan
Immanuel Kant dalam teori pendidikannya (Henderson, 1959). Peryataan tersebut
sejalan dengan hasil studi M.J. Langeveld yang memberikan identitas kepada
manusia dengan sebutan ”animal Educandum” atau hewan yang perlu
didik dan mendidik diri (M.J.Langeveld, 1980)
N. Drijakarya S.J. (1986) menyatakan
bahwa manusia mempunyai atau berupa dinamika (manusia sebagai dinamika),
artinya manusia tidak pernah berhenti selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek
fisiologik maupun spiritualnya. Dinamika mempunyai arah horisontal (ke arah
sesama dan dunia) maupun kearah transedental (kearah Yang Mutlak).Karena itu
dinamika manusia mengimplikasikan bahwa ia akan dapat dididik.
Manusia (anak
didik) hakikatnya adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya ini
akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap individu akan
menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, maka sosialitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
Ada 4 prinsip antropologis yang melandasi
kemungkinan manusia akan dapat dididik, yaitu :
a.
Prinsip Potensialitas
b.
Prinsip Dinamika
c.
Prinsip Individualitas
d.
Prinsip Sosialitas
B.
Anak
Manusia dalam Kondisi Perlu Bantuan
Dalam perjalanan hidupnya, anak manusia
masih harus belajar untuk ”hidup”, adapun hal tersebut mengimplikasikan adanya
ketergantungan dan perlunya anak memperolah bantuan dari orang dewasa. Bagi
anak manusia, insting, nafsu, dan semua potensi itu belum mencukupi untuk dapat
langsung menjalani dan mengahadapi kehidupan serta untuk dapat mengatasi semua
masalah dan tantangan dalam hidupnya. Untuk dapa mewujudkan semua potensinya
itu, anak manusia mempunyai ketergantungan kepada orang dewasa.
1.
Manusia Lahir Tidak Berdaya
a.
Manusia
memiliki Kelebihan
b.
Manusia
belum belum dapat menolong dirinya sendiri.
c.
Manusia
dilahirkan dalam lingkungan manusiawi.
2.
Dunia Manusia sebagai Dunia Terbuka
a.
Manusia
belum siap menghadapi kehidupan
b.
Manusia
mampu menggunakan alat
c.
Manusia
sebagai makhluk yang dididik
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Perkembangan Manusia
Anak
manusia sejak dilahirkan berkembang terus hingga mati. Perkembangan anak
manusia itu meliputi perkembangan fisik dan psikis, berlangsung secara teratur
dan terarah menuju kedewasaannya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak, adalah sebagai berikut:
a.
Faktor
Keturunan
Anak memiliki warisan sifat-sifat bawaan yang
berasal dari kedua orang tuanya, merupakan potensi tertentu yang sudah
terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C. Witherington dalam Abu Ahmadi (2001).
Hereditas adalah proses penurunan sifaf-sifat atau ciri-ciri tertentu, dari
satu generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih. Pada dasarnya yang
diturunkan itu adalah struktur tubuh, jadi apa yang diturunkan orang tua kepada
anak-anaknya berdasar perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup sifat
atau ciri-ciri atau sifat orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil
belajar dari lingkungan.
b.
Faktor
Lingkungan
Lingkungan disekitar manusia dapat digolongkan
kepada dua jenis, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan
abiotik adalah lingkungan makhluk tidak bernyawa seperti abtu, air, hujan,
tanah dan musim. Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan mansuia. Lingkungan
biotik adalah lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari tiga jenis yaitu
lingkungan nabati, lingkungan hewani, dan lingkungan manusia (sosial, budaya
dan spiritual). Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan sikap atau tingkah
laku manusia. Lingkungan budaya meliputi adat istiadat, bahasa, norma-norma dan
peraturan yang berlaku. Lingkungan spiritual meliputi agama dan keyakinan.
c.
Faktor
Diri
Guru harus memahami faktor diri yang merupakan
faktor kejiwaan kehidupan seorang anak. Faktor-faktor ini dapat berupa emosi,
motivasi, integrasi, sikap dan sebagainya. Beberapa
ciri perkembangan kejiwaan
anak SD dikemukakan oleh Abu Ahmadi
(2001) sebagai berikut:
1)
Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat
2)
Kehidupan sosial diperkaya dengan kemampuan bekerjasama dan
bersaing dalam kehidupan kelompok
3)
Mempunyai kemampuan memahami sebab akibat
D.
Aliran-aliran
Pendidikan
Pembawaan/dasar (nature) atau pendidikan/ajar
memiliki 3 aliran pokok, yaitu:
a.
Nativisme
Tokoh aliran nativisme adalah Schoupenhauer. Penganut
teori ini berasumsi bahwa setiap individu (anak) dilahirkan kedunia dengan
mmbawa bakat atau potensi yang merupakan faktor turunan yang berasal dari orang
tuanya. Bakat atau potensi ini diyakini menjadi faktor penentu perkembangan
individu selanjutnya setelah ia dilahirkan. Teori ini dikenal sebagai teori
yang pesimistik terhadap peranan ajar/pendidikan (nature).
b.
Empirisme
Tokoh aliran empirisme antara lain John Locke dan J.B.
Watson. Mereka berasumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan
bersih ibarat papan tulis yang belum ditulisi. Mereka tidak percaya kepada
faktor bakat atau potensi yang merupakan turunan atau hereditas sebagai penentu
perkembangan individu (anak didik).
Implikasi teori empirisme terhadap pendidikan yakni
memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik (pendidikan/ajar/nurture) untuk
dapat membentuk kepribadian anak didik, tanggung jawab pendidikan sepenuhnya
ada di pihak pendidik.
c.
Konvergensi
Tokoh
aliran ini antaralain, William Stern. Penganut aliran ini berasumsi bahwa
perkembanga individu ditentukan baik oleh faktor bakat/potensi yang merupakan
turunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman. Implikasi teor ini terhadap
pendidikan yakni, bahwa perkembangan anak didik mendapat pengaruh baik dari
bakat bawaan maupun dari lingkungan, termasuk dari pendidik
DAFTAR PUSTAKA
Fidi, (2014) . Manusia sebagai Animal Educandum. [Online].Tersedia: http://fidiupiserang.blogspot.co.id/2014/10/manusia-sebagai-animal-educandum.html.[diakses Oktober 2014].
Indrakusuma,
Amir Daien, (1973). Pengantar ilinu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Sadulloh
Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung. Alfabeta
1 komentar:
Sweet Bonanza Slot Machine - Free Play in Demo Mode
Sweet Bonanza slot review, complete info and review of this 5 reels & 10 lines slot. Try this fun game for casinositefun free in demo mode on 우리카지노 the RTG Casino website.
Posting Komentar