BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam
kehidupan karena pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia.
Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan”
manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar
dan “sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari yang asalnya tidak tahu menjadi tahu,
asalnya tidak baik menjadi baik. Sedemikian pentingnya nilai pendidikan bagi
manusia, maka keharusan untuk mendapatkannya pun adalah suatu keharusan.
Pendidikan itu merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia
lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak langsung dapat berdiri sendiri,
dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan
bantuan orang tuanya. Karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa
mutlak diperlukan manusia.
Pentingnya manusia mendapatkan pendidikan sangat
diperhatikan pula dalam pandangan Islam. Hal demikian terbukti dengan banyaknya
ayat dan hadits yang menyinggung masalah ini. Salah satu di antaranya adalah
adanya sabda Nabi Muhammad saw yang menjelaskan bahwa mendapatkan ilmu itu
merupakan suatu kewajiban perorangan. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu
itu diwajibkan atas tiap orang Islam” (HR. Ibnu Barri).
Pendidikan pada dasarnya mendidik hati nurani supaya tetap
tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dari Allah serta dapat menjalankan
fungsinya sebagai penengah atau pengendali nafsu dan akal. Pendidikan itu
sendiri memiliki beberapa pengertian berdasarkan sudut pandang para pakar yang
membuat beberapa rumusan definisi bagi pendidikan.
Untuk mencapai hasil pendidikan sesuai yang diharapkan maka
diperlukan pengelolaan atau manajemen yang profesional. Ketertinggalan sebagian
umat Islam dalam bidang pendidikan pada masa sekarang ini disebabkan karena
kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, kurangnya
kemampuan dalam hal finansial/keuangan dan kurangnya pengelolaan atau manajemen
yang profesional. Berdasarkan pernyataan di atas maka proses dalam pendidikan
itu adalah bagaimana seorang pendidik dapat menyampaikan ilmu atau pesan kepada
peserta didiknya. Penyampaian ilmu atau pesan tersebut membutuhkan adanya alat
atau sarana demi tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau sarana yang dapat
menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan tersebut dinamakan alat
pendidikan. Mengingat bahwa alat pendidikan tersebut begitu penting dalam usaha
penyampaian ilmu atau pesan bagi seorang pendidik, maka pemahaman tentangnya
menjadi sangat mendasar bagi seorang pendidik.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud alat-alat pendidikan?
2.
Apa
saja karakteristik alat pendidikan?
3.
Apa
saja Jenis-jenis alat pendidikan dan Kegunaanya ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui dan memahami pengertian alat-alat pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui karakteristik dari alat-alat pendidikan.
D.
Manfaat penulisan
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan dan bermanfaat baik bagi :
1.
Penyusun,
sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan.
2.
Pembaca,
sebagai media informasi tentang konsep, dan karakteristik alat-alat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep dan Pengertian Alat
Pendidikan
Berbicara tentang alat pendidikan, maka akan terbayang suatu
hal yang berhubungan dengan alat yang berupa material seperti sarana dan
prasarana. Namun demikian, ternyata dalam kegiatan pendidikanyang dikatakan
alat pendidikan tidak hanya terbatas pada bentuk material tetapi juga
non-material seperti perbuatan atau tindakan atau berbagai aktivitas yang
berhubungan dengan proses transformasi. Dalam hal ini proses transformasi
dipandang sebagai bagian dari proses pendidikan, yakni suatu usaha yang
dilakukan untuk mempengaruhi terdidik agar samapai pada tujuan pendidikan yang
diharapkan. Dan untuk mewujudkan tujuan tersebut, sudah tentu peran alat
pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
1.
Pengertian
Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam
proses pendidikan, baik berbentuk material maupun non-material. Alat pendidikan
material adalah berbagai perlengkapan yang digunakan unutuk keperluan
pelakasanaan proses pendidikan, biasanya berbentuk benda seperti sarana dan
prasarana. Sedangkan alat pendidikan non material adalah suatu tindakan atau perbuatan
atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan, seperti : pembiasaan, menyuruh, larangan, menganjurkan, mengajak,
memuji, menegur, menghukum dan berbagai bentuk perbuatan atau tindakan yang
lainnya.
Prasarana yang dimaksudkan meliputi lahan dan bangunan, dan
sarana prasarana meliputi alat bantu pelajaran misalnya benda, zat atau
perkakas di laboratorium, alat atau perkakas di bengkel kerja, alat peraga
ataupun buku dan semacamnya. Secara konseptual, optimalisasi peran alat
pendidikan akan berkaitan dengan kecakapan pendidik dalam memilih dan
menggunakannya, yang amat tergantung pada apa yang ingin tercapai dan
dilakukannya dalam proses mendidik.
2.
Alat
Pendidikan Material
Alat pendidikan material atau benda terdiri dari sarana dan
prasarana. Prasarana adalah semua alat bantu pelajaran yang sifatnya tidak
langsung sedangkan sarana adalah alat bantu pelajaran yang langsung dapat
dipakai pada waktu interaksi belajar mengajar sedang berlangsung. Sarana
pendidikan terdiri dari: alat berat hardware dan alat ringan software. Alat
berat adalah yang bersifat keras dan berat seperti mesin-mesin, kayu dan
sebagainya. Sedangkan alat ringan pemisah buku, alat pelajaran yang berupa
bahan pelajaran atau tugas seperti kertas untuk bekerja dan lembaran penilaian
dalam sistem modul. Prasarana sebagai alat pendidikan berkaitan dengan
lingkungan fisik tempat belajar meskipun tidak berpengaruh langsung tetapi
mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatkan intensitas
proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a.
Ruangan
atau kelas
Ruangan atau kelas tempat belajar harus memungkinkan semua
siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
b.
Pengaturan
tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
siswa.
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk
terciptanya suasana belajar yang nyaman.
3.
Alat
Pendidikan Non-Material
Alat pendidikan non material berbentuk perbuatan atau
tindakan yang digunakan pendidik kepentingan proses pendidikan. Memilih
perbuatan atau tindakan yang tepat tergantung kecakapan pendidik. Artinya,
seorang pendidik perlu memahami kondisi dan masalah yang dihadapi terdidik
dikelas. Menurut Lois V. Jhonson dan A. Banny paling tidak terdapat tujuh
masalah yang perlu dipahami pendidik di kelas, yaitu :
a.
Kelas
kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku, sosial ekonomi, dan sebagainya.
b.
Kelas
mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman
sekelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
c.
Penyimpangan
dan norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja
berbicara keras-keras diruang perpustakaan.
d.
Membesarkan
hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian
semangat kepada badut kelas.
e.
Kelompok
cenderung mudah dialihkan dan tugas yang tengah digarap.
f.
Semangat
kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas
yang diberikan kurang adil.
g.
Kelas
kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau
guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
B.
Karakteristik Alat Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, untuk
mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan, peran alat pendidikan
perlu dikembangkan secara optimal. Artinya, dalam penerapan dan penggunaan alat
pendidikan perlu disesuaikan dengan memperhatikan berbagai kondisi yang
berhubungan dengan usia dan psikis terdidik. Untuk itu karakteristik alat
pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan
proses pendidikan.
1.
Pengertian
Karakteristik Alat Pendidikan
Karakteristik alat pendidikan dapat
diartikan sebagai kondisi ideal alat pendidikan baik yang berkaitan dengan alat
pendidikan bentuk non-material maupun material yang digunakan dalam kegiatan
pendidikan. Alat pendidikan berbentuk non-material menunjuk pada bagaimana
sebaiknya menerapkan perbuatan atau tindakan terhadap terdidik, sedangkan alat
pendidikan material menunjuk pada manfaat dan keamanan alat atau perabot yang
akan digunakan oleh terdidik.
2.
Karakteristik
Alat Pendidikan Material
Meskipun alat pendidikan
kebendaan/material seperti: lahan, gedung, perabot dan perlengkapan lebih
berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, namun karena sifat pendidikan
secara umumpun memanfaatkan pentingnya peran alat pendidikan berbentuk
material, maka beberapa kerakteristik berikut ini perlu dipahami dan dijadikan
pertimbangan pendidik dalam menjalankan kegiatan pendidikan seperti:
a.
Alat
pendidikan hendaklah terbuat dari alat yang kuat dan tahan lama dengan
memperhatikan keadaan setempat.
b.
Pembuatan
alat pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal.
c.
Biaya
alat pendidikan relative murah.
d.
Alat
pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai sehingga tidak
mengganggu keamanan pemakainya.
e.
Alat
pendidikan relatif ringan untuk mudah dipindah-pindahkan.
Secara lebih rinci syarat-syarat
alat pendidikan yang harus diperhatikan pendidik adalah:
1)
Ukuran
fisik terdidik, agar pemakaianya fungsi dan efektif.
2)
Bentuk
dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)
Sesuai
dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan.
b)
Kuat,
mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan.
c)
Mempunyai
pola dasar yang sederhana.
d)
Mudah
dan ringkas untuk disimpan atau disusun.
e)
Fleksibel,
sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri.
3)
Kontruksi
perabot hendaknya :
a)
Kuat
dan tahan lama
b)
Mudah
dikerjakan secara masal\Tidak terganggu keamanan terdidik
c)
Bahannya
mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat.
3.
Karakteristik
Alat Pendidikan Non-Material
Ada beberapa karakteristik perbuatan
atau tindakan sebagai alat pendidikan non material, yakni :
a.
Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam proses pendidikan
dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara melakukan sesuatu
karena manusia mempunyai sifat konservatif yang cenderung untuk mempertahankan
atau tidak merubah kebiasaan.
b.
Perbuatan
atau tindakan hendaknya membiasakan terdidik akan hal-hal yang harus dikerjakan
agar menjadi biasa untuk melakukan sesuatu secara otomatis, tanpa harus disuruh
lagi orang lain, atau menunggu sampai orang lain merasa tidak senang padanya
karena kebiasaan yang buruknya.
c.
Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan hati-hati, baik dalam
frekuensi maupun cara melakukannya.
d.
Perbuatan
atau tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang
sebaiknya harus dilakukan terdidik.
e.
Perbuatan
atau tindakan hendaknya dilakukan atau diawali dengan memberikan beberapa
gambaran yang sesuai sebelum mengajak terdidik untuk melakukannya.
f.
Perbuatan
atau tindakan hendaknya pendidik tidak harus memaksakan diri sedemikian rupa
sehingga pendidik tidak lagi hidup wajar sebagai pribadi atau sebagai diri
sendiri.
g.
Perbuatan
atau tindakan hendaknya tidak berlebihan, misalnya dalam memuji karena akan
berakibat kurang baik, terutama pada pendidik yang sudah lebih mampu menimbang
dengan akalnya.
h.
Perbuatan
atau tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi kalau ada sesuatu
kesalahan dari terdidik, sebab belum tentu suatu kesalahan itu dibuat dengan
sengaja.
4.
Jenis
Alat Pendidikan
a.
Alat
Pendidikan Non Material
1)
Pembiasaan
Purwanto
N. (1985:177) mengungkapkan bahwa pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan
yang penting sekali, terutama anak-anak yang masih kecil. Anak-anak kecil belum
menginsafi apa yang dikatakan baik dan apa yang dikatakan buruk dalam arti
susila juga anak kecil belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus
dikerjakan seperti orang dewasa, tetapi mereka sudah mempunyai hak seperti hak
dipelihara, hak mendapat perlindungan, dan hak mendapat pendidikan.
Ahmad
(1991:144) berpendapat bahwa pembiasaan adalah pengulangan terhadap segala
sesuatu yang dilaksanakan atau yang diucapkan oleh seseorang. Misalnya,
anak-anak dibiasakan bangun pagi atau hidup bersih, maka bangun pagi atau hidup
besih adalah suatu kebisaan. Hampir semua ahli pendidikan sepakat untuk membenarkan
pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan.
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa kebiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu
yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu serta berlaku begitu saja tanpa
dipikir lagi. Jadi pembiasaan
itu diperlukan untuk melaksanakan tugas secara benar dan rutin terhadap peserta
didik. Misalnya agar peserta didik dapat melaksanakan shalat secara benar dan
rutin maka mereka perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu ke
waktu. Itulah sebabnya pembiasaan diperlukan untuk mendidik mereka sejak dini
agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk melaksanakannya ketika meraka
sudah dewasa.
2)
Pengawasan
Purwanto
N. (1985:177) mengungkapkan bahwa pengawasan penting sekali dalam mendidik
anak-anak. Tanpa pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya, anak
tidak akan dapat membedakan yang baik dan buruk, tidak mengetahui mana yang
seharusnya dihindari atau tidak senonoh, dan mana yang boleh dan harus
dilaksanakn, mana yang membahayakan dan mana yang tidak.
3)
Suruhan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa suruhan merupakan jenis alat pendidikan yang
tergolong banyak dilakukan karena memang dalam kehidupan manusia itu ada hal
yang harus dihindarkan dan sebaliknya ada hal yang harus dikerjakan.
4)
Larangan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa larangan adalah bentuk alat pendidikan untuk
pembiasaan dalam hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
5)
Menganjurkan
Muharam
A. (2009:137) mengungkapakan bahwa menganjurkan adalah mempunyai sikap tidak mengikat
dan terasa tidak memaksa pada pendidik.
6)
Mengajak
Muharam
A. (2009:138) mengungkapakan bahwa dalam perannya, yang paling banyak dilakukan
pendidik ialah mengajak. Ajakan adalah suruhan halus, dengan jalan menunjukkan
terlebih dahulu segi baiknya daripada sesuatu kegiatan yang ingin di lakukan.
Misalnya ingin agar anak-anak suka akan kegiatan membersihkan rumah tempat
tinggal. Mula-mula menunjukkan enaknya rumah yang bersih dan sehat, betapa
senangnya tinggal pada rumah demikian.
7)
Memberi contoh
Muharam
A. (2009:138) mengungkapakan bahwa memberi contoh adalah alat pendidikan yang
tertua, disamping suruhan dan larangan. Pengertian memberi contoh dibagi
menjadi dua macam:
a)
Memberi
contoh dalam arti sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh terdidik.
b)
Berlaku
sesuai dengan norma dan nilai yang akan ditanamkan pada terdidik sehingga tanpa
sengaja menjadi contoh (teladan) bagi terdidik.
8)
Memuji
Muharam
A. (2009:139) mengungkapakan bahwa cara memuji memberikan efek yang baik pada
terdidik. Memuji pekerjaan yang baik menunjukkan selera dan pengertian yang
baik, serta menunjukkan penghargaan pada suatu prestasi. Sebaliknya kalau
melihat suatu prestasi yang baik lalu didiamkan saja maka hal itu berarti tidak
menghargai sesuatu.
9)
Menghukum
Muharam
A. (2009:140) mengungkapkan bahwa menghukum suatu cara mendidik yang paling
banyak harus dihindarkan dan sedapat mungkin diberikan dengan jalan edukatip.
Tujuan menghukum seharusnya menyadarkan orang akan kesalahannya serta
menanamkan keinginan memperbaiki diri. Cara menghukum harus memperhatikan
hal-hal berikut:
a)
Hukuman
itu hendaknya mendidik, berangkat dari kesiaan pendidik membantu terdidik untuk
berkembang, dengan katalain bukan balas dendam.
b)
Bentuk hukuman
hendaknya sedapat mungkin ada hubungannya dengan bentuk kesalahn. Misalya tidak
melakukan kewajiban seharusnya ditebus dengan melakukan kewajiban yang lain.
c)
Jangan
menyakiti harga diri terdidik.
d)
Jangan
memberi hukuman badan.
b.
Alat
Pendidikan material
Menurut
Muharam A. (2009:142-144) merinci bahwa alat pendidikan material meliputi:
1.
Lahan/Tanah
Lahan untuk membangun suatu sekolah sebenarnya tergantung
oleh jenis sekolah yang akan diselenggarakan serta jumlah ruang belajar yang
diperlukan maupun tujuan yang ditentukan secara institusional. Pada umumnya
lahan yang diperlukan adalah 50% untuk bangunan sekolah dan 50% untuk halaman
sekolah, walaupun secara ideal adalah dikaitkan dengan ruang kebebasan gerak
daripada murid sebagai populasinya. Yang ideal adalah luas tanah 3x luas
bangunannya.
2.
Bangunan /
Gedung Bentuk bangunan sekolah yang
disebut “style sekolah” tampak dari bagian luar, depan ataupun keseluruhannya.
Ukuran ruang belajar mengajar ditentukan oleh ruang gerak anak didik yang
menempatinya, sehingga perlu ada pembatasan dari rasio antara jumlah anak didik
sebagai penghuni kelas dengan luasnya ruangan. Jumlah yang ideal suatu ruang
kelas adalah antara 36-40 anak .
3.
Perabot
dan Perlengkapan Perabot dan
perlengkapan sebagai alat pendidikan meliputi benda dan alat yang bergerak
maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan di sekolah. Perabot dan perlengkapan yang digunakan di sekolah tidak
seperti yang digunakan di tempat lain, tetapi dibuat berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tetentu sesuai dengan kebutuhan anak didik. Ukuran perabot dan perlengkapan sebagai alat pendidikan umumnya
sudah mempunyai standar tertentu yang juga tidak terlepas dari perhitungan yang
didasarkan pada ruang kebebasan gerak anak yang memakainya seperti: meja,
kursi, bangku, lemari, papan tulis dan sebagainya. Pengaturan
perabot harus memperhatikan:
a.
Perbandingan
antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut.
b.
Kelonggaran
jarak dan dinding kiri kanan.
c.
Jarak satu
perabot dengan perabot lainnya
d.
Jarak
deret perabot (meja,kursi) terdepan dengan papan tulis.
e.
Jarak
deret perabot (meja,kursi) paling belakang dengan tembok batas.
f.
Arah
menghadapnya perabot.
g.
Kesesuaian
ruangan dan keseimbangan Alat
pendidikan hendaknya dapat memberikan dan menjamin perasaan aman, bebas, senang
serta bisa membantu anak untuk menghargai, menghormati, membatasi maupun
memberikan panutan baginya untuk bersosialisasi diri secara wajar dan benar.
h.
Penggunaan
Alat Pendidikan Muharam A.
(2009:144-146) mengungkapkan bahwa penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi oleh
kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dan
sebagai seorang pendidik sebaiknya harus menghindari tindakan yang memaksa.
Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi yang akan memakainya.
Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri dengan tujuan yang
dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan mempunyai hubungan yang
erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang merupakan sifat khas dari alat
pendidikan. Di dalam memilih alat-alat pendidikan
yang akan digunakan perlu diingathal-hal berikut:
a)
Tujuan
apakah yang akan dicapai dengan alat
b)
Siapakah
yang akaan menggunakan alat itu
c)
Alat-alat
manakah yang tersedia dan dapat digunakan
d)
Terhadap
siapakah alat itu digunakan Selain
itu perhatikan pula , apakah di dalam penggunaan alat pendidikan itu akan
menimbulkan pengaruh dalam lapangan lain yang tidak menjadi tujuan utama dari
penggunaan alat itu dan apakah alat yang digunakan itu sudah dapat untuk
mencapai tujuan itu atau belum, atau mungkin masih perlu dibantu dengan yang
lain. Selain itu perlu pula diperhatikan bagaimana
reaksi anak-anak terhadap penggunaan alat pendidikan itujangan sampai reaksi
anak didik hanya sekedar reaksi rangsangan belaka, tetapi dengan penggunaan
alat itu diharapkan anak didik akan mengalami perubahan yang sesuai ddengan
tujuan yang diharapkan atau perubahan yang tidak hanya bersifat mekanistis,
tetapi benar-benar merupakan pencerminan dan pribadi anak didik. Dalam masalah terhadap siapakah alat itu digunakan, perlu
diingan bagaimanakah kondisi anak yang menerimanya, apakah anak didik itu
berkelainan, dan bagaimanakah kelainannya, berapakah umur anak didik itu,
bagaimana watak atau kebiasaannya dan situasi disaat itu, dan lain-lainnya.
Tujuan
pendidikan adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan, kedewasaan ini
dapat dicapai dalam pergaulan antara terdidik dengan pendidik, dan pergaulan
ini merupakan alat pendidikan yang utama. Jadi dapat ditegaskan, bahwa alat
yang utama untuk mencapai tujuan pendidikan adalah pergaulan.
Dalam pergaulan, anak didik tidak merasa dirinya secara
formal terikat pada suatu ikatan, sebagai seorang yang harus tunduk., sehingga
karena itu, ia harus membatasi tingkah lakunya atau segala tindakannya,
sebagaimana yang terjadi pada situasi pendidikan. Tetapi dalam pergaulan itu
anak didik mempunyai hak untuk memperoleh petuah, petunjuk atau contoh
sebagaimana yang diperoleh dalam situasi pendidikan formal. Untuk itu,
pemakaian alaat pendidikan harus mempertimbangan hal-hal sebagai berikut:
a)
Tujuan
pendidikan
b)
Jenis
alat pendidikan
c)
Pendidikan
yang memakai alat pendidikan
d)
Anak
didik yang dikenai alat pendidikan. Meskipun
tujuan pendidikan itu adalah sesuatu yang baik, namun apa bentuk/jenis dari
pada tujuan itu adalah bermacam-macam, sesuai dengan bidang studi dan
tingkatan. Apabila bidang studi dan tingkatan tujuan pendidikan berbeda,
tentunya alat pendidikanpun bisa berbeda. Pendidik
sebagai pemakai alat pendidikan pun juga berbeda-beda keahlian dan orientasinya
meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih dalam bidang studi yang
berbeda, maka tentunya alat yang dipakai juga berbeda. Pendidik tidak boleh
memaksakan diri menggunakan alat yang bukan ahlinya yang tidak cocok. Anak didik sebagai pihak yang dikenai perbuatan mendidik adalah
pihak yang pertama-tama diperhatikan dalam menimbang-nimbang penggunaan
alat-alat pendidikan. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan tentang anak
didik adalah dari segi:
a)
Jenis
kelamin
b)
Usia
c)
Bakat
d)
Perkembanga
e)
Alam sekitar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat pendidikan berperan penting dalam proses belajar
mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan. Peran
alat pendidikan perlu dikembangkan secara optimal agar menunjang kelancaran
proses pendidikan. Alat pendidikan itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu
alat pendidikan material dan alat pendidikan non material. Alat pendidikan
material adalah segala bentuk perlengkapan yang digunakan untuk membantu proses
belajar mengajar yang mencakup sarana dan prasarana. Sebaliknya, alat
pendidikan non material adalah berupa suatu tindakan dan perbuatan atau situasi
yang dengan sengaja dilakukan untuk membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Karakteristik alat pendidikan menjadi bagian yang perlu
dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan. Penggunaaan alat
pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai, dan sebagai seorang pendidik sebaiknya harus
menghindari tindakan yang memaksa. Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi
oleh pribadi yang akan memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat
menyesuaikan diri dengan tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat
pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakainya
yang merupakan sifat khas dari alat pendidikan.
B.
Saran
Pemahaman terhadap alat pendidikan merupakan kebutuhan
mendasar bagi seorang pendidik, sebab dalam proses pendidikan masalah-masalah
yang dihadapi sangat beragam dari mulai masalah sikap dan perilaku peserta
didik sampai permasalahan penyampaian materi atau bahan pendidikan. Untuk itu
hendaknya pendidik hendaknya lebih cakap dalam memilih alat pendidikan yang
merupakan penentuan berhasil atau tidaknya seorang pendidik menjalankan peran
dan fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. Dan Uhbiyati N. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Ananda, yusi sabrida , (2014).
Makalah Alat Pendidikan. [Online].Tersedia: Bandung http://www.academia.edu/16943446/Makalah_Alat_Pendidikan. [diakses 2014].
Marimba,ahmad D, (1987). Pengantar filsafat pendidikan islam,
Bandung :Al- Ma’arif.
Kawat Paxdhe, (2011). Alat-alat pendidikan. [Online].Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113514-alat-alat
pendidikan/Hadi Syamsul, September
2009. [diakses
Februari 2011].
Rioter
zawug, (2012). Pengertian dan jenis-jenis
alat. [Online].Tersedia: http://zawugroysterwilliams.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-jenis-jenis-alat.html.[diakses April 2012].
0 komentar:
Posting Komentar