Selasa, 24 Oktober 2017

Perjuangan Bangsa Indonesia Dan Semangat Kebangsaan

By Unknown di Oktober 24, 2017


A.           Pengertian Perjuangan
Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai kemerdekaan. Sementara itu pada awal kemerdekaan, perjuangan dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan mempunyai arti luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia.

B.            Konsep Dan Istilah Kebangsaan
Konsep kebangsaan Indonesia tercermin pada semboyan Bhineka Tunggal Ika, walaupun terdiri atas berbagai suku-bangsa dan golongan yang tersebar di beribu-ribu pulau, namun kita tetap berbangsa satu bangsa Indonesia. Untuk memelihara keutuhan bangsa dan negara, dibutuhkan rasa persatuan yang terus-menerus dipupuk, seraya mencegah timbulnya pemikiran seolah persatuan bangsa dapat tercipta dalam kehidupan yang terpecah-pecah menjadi beberapa negara. Sebaliknya, satunya kehidupan dalam satu negara pun jangan sampai menghilangkan eksistensi keaneragaman budaya dari berbagai suku bangsa yang ada, segala perbedaan diantara kita harus dipandang sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai beban yang harus dipertentangkan.

C.           Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Dan Semangat Kebangsaan
Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara asia yang pernah mengalami prosess penjajahan, pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad ke 20 yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam periode tersebut selain Indonesia adalah Libanon dan Srilangka (21 juni 1945), Yordania (22 maret 1946), Filipina (4 juli 1946), India dan Pakistan (15 agustus 1947) , Burma atau Miyanmar (4 januari1948), Srilangka (4 febuari 1948), Vietnam (20 juli 1954), dan masih banyak lagi Negara-negara lain yang merdeka yang utama setelah diadakan nya konfrensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.  Perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajah telah dilakukan di berbagai daerah di nusantara jauh sebelum abad ke 20,  hanya perjuangannya belum bersifat nasional atau kebangsaan untuk membentuk suatu Negara bangsa.
1.             Perjuangan Sebelum Abad XX
Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan Indonesia, yaitu munculnya para pelaut berkulit putih dari Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis. Kemunculan para pelaut asing ini, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.             Dorongan ekonomi, mereka ingin membeli rempah-rempah dari Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga tinggi.
b.             Melaksanakan misi penyebaran agama Kristen
c.             Orang-orang Portugis gemar berpetualang karena mereka ingin melihat dunia di luar tanah airnya.
d.            Kemajuan ilmu dan tekhnik pelayaran menyebabkan para pelaut itu bisa berlayar sampai ke perairan Indonesia.
Sejak kedatangan Bangsa Portugis pada abad ke XV, ketenangan perdagangan di Indonesia mulai terganggu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil menguasai Bandar Malaka pada tahun 1511. Portugis berdagang dengan sistem monopoli dan membuat peraturan-peraturan yang sangat merugikan para pedagang di Selat Malaka. Akibatnya, Malaka mulai dijauhi oleh para pedagang dan mereka beralih ke Aceh. Perlawanan rakyatpun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh dan Ternate.
Contohnya adalah perjuangan rakyat Demak melawan Portugis. Sejak semula Raja Demak Raden Patah, menyadari bahaya yang mengancam dari Maluku yang telah jatuh ketangan Portugis tahun 1521. Karena itu, Demak berusaha untuk mepersulit Portugis.
Pada tahun 1513, Pati Unus putra Raden Patah, menyerang Malaka tetapi gagal karena persenjataan dan kekuatan armada kapal Demak tidak seimbang dibandingkan milik Portugis.
Pada tahun 1518 – 1521, Pati Unus memerintah Demak menggantikan ayahnya. Selama memerintah, ia selalu memusuhi Portugis. Sikap ini sangat merugikan Portugis karena Malaka selalu mengimport beras dan garam dari Demak.
Sementara itu, dalam kesempatan lain Portugis mengincar pulau jawa tetapi Demak berusaha keras manghalau mereka. Demak berusaha mempersatukan kerajaan-kerajaan pantai utara Jawa, seperti Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dibawah pimpinan Demak untuk menghadapi Portugis dan menghalaunya kembali ke Malaka.
2.             Organisasi-organisasi Pergerakan Kebangsaan Politik dalam Upaya Perlawanan Terhadap Penjajah
Pendidikan dalam masyarakat Indonesia memberi kesempatan kepada kaum cerdik pandai untuk bergerak. Pemerintah membuka sekolah-sekolah dengan sistem pendidikan barat yang menghasilkan golongan cerdik pandai yang kemudian hari memagang peran penting dibidang politik. Mereka manyadari bahwa nasib nusa dan bangsa ini juga ditentukan oleh persatuan dan politik. Pergerakan bangsa Indonesia melalui organisasi modern atau politik baru tumbuh mulai tahun 1908.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah adalah sebagai berikut:
1)            Budi Utomo
Pelopor Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini didirikan oleh para mahasiswa Sekolah Dokter Pribumi, antara lain Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangun Kusuma pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta. Pada bulan Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres yang pertama di Yogyakarta dan menghasilkan keputusan:
a)             Budi Utomo tidak ikut kegiatan politik.
b)             Kegiatan utamanya ditujukan pada bidang pendidikan dan budaya.
c)             Ruang geraknya hanya di Jawa dan Madura
d)            Sarikat Islam
Berdirinya Sarikat Islam didahului oleh sarikat dagang Islam(SDI) yang didirikan pada tahun 1911 oleh KH. Samanhudi atas usulan R.M. Tirto Adisuryo. Tujuan organisasi ini adalah memajukan perdagangan Indonesia dan anggotanya mula-mula hanya para pedagang yang beragama Islam. Pada tahun 1912 SDI mengadakan Kongras di Surabaya dimana nama SDI diubah menjadi Serikat Islam (SI) dengan ketua umum H. Oemar Said Tjokroaminoto. Tujuan SI adalah memajukan perdagangan Indonesia, kesejahteraan rakyat dan menganjurkan cara hidup menurut ajaran agama Islam. Pada tahun 1919 muncul Central Serikat Islam yang berkedudukan di Solo dengan H. Oemar Said Tjokroaminoto sebagai ketuanya. Pada tahun 1930, partai Sarikat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dan H. Agus Salim Terpilih menjadi ketuanya.  
2)            Indische Partije
Indische Partije (IP) didirikan pada tahun 1912 oleh tiga serangkai Suwardi Suryaningrat, Dr. Tjiptomangkusumo dan E.F. E. Douwes Dekker. Partai politik ini berusaha mempersatukan kaum Belanda-Indo yang merasa tidak puas dengan tindakan-tindakan pemerintah Belanda terhadap Bangsa Indonesia yang menentang politik penjajahan Belanda. Tujuan Politik ini adalah menghidupkan rasa kebangsaan dikalangan golongan tersebut untuk bersama-sama mempersiapkan pembentukan tanah air Indonesia merdeka.

3)            Sumpah Pemuda 1928
a)             Kongres Pemuda
Sejak tahun 1926 terlihat adanya kecenderungan ke arah penyatuan organisasi-organisasi yang telah ada. Organisasi-organisasi tersebut bersifat nasional dan langsung memasuki gelanggang politik. Organisasinya yaitu perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPI) dan Pemuda Indonesia.
b)             Kongres Pemuda I
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta. Dalam kongres ini ditekankan pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka. Konres pemuda I ini menerima persatuan dan kesatuan Indonesia, tetapi gagal membentuk badan sentral karena masih adanya perbedaan pendapat dan kesalahpahaman diantara mereka. Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan (PPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno terbentuk pada tanggal 17 Desember 1926.
c)             Kongres Pemuda II
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres yang dihadiri oleh Organisasi Pemuda dan sejumlah tokoh politik seperti Sukarno, Sartono, Surnayo ini membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena para utusan yang datang mengucapkan sumpah yang berbunyi sebagai berikut :
(1)          Kami Putera dan Puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
(2)          Kami Putera dan Puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangasa Indonesia.
(3)          Kami Putera dan Puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Keputusan yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
4)            Perhimpunan Indonesia
Pada awalnya organisasi ini diberi nama Indische Vereniging yaitu pada tahun 1908. Kemudian pada tahun 1922 namanya diubah menjadi Perhimpinan Indonesia (PI) yang diketuai oleh Noto Suroto. Perjuangan PI adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Untuk menunjang perjuangannya PI menerbitkan sebuah majalah yang diberi nama Indonesia Merdeka, untuk mengobarkan semangat rakyat Indonesia demi mencapai kemerdekaan.
5)            Partai Nasional Indonesia
Didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Didrikan oleh Ir. Sukarno, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, dan Mr. Budiarto yang dipimpin oleh Ir. Sukarno. PNI merupakan partai yang berasaskan nasionalisme (untuk kepentingan nasional).
Pada tanggal 14 Desember 1929 para tokoh PNI ditangkap. Mereka diadili di Bandung. Dipengadilan Ir. Sukarno mengajukan pidato pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat. Dalam pidato pembelaannya Ir. Sukarno mengecam penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Akhirnya, para tokoh PNI yang diadili itu dijatuhi hukuman penjara dan pada tahun 1931 PNI bubar.
6)            Partai Indonesia
PI didirikan oleh Mr. Sartono pada tanggal 30 April 1931. Asas dan tujuan PI sama dengan asas dan tujuan PNI. Sejak bergabungnya Ir. Sukarno pada tanggal 31 Desember 1931 PI mengalami kemajuan pesat dan semakin berani dalam berjuang.
Setelah Ir. Sukarno ditangkap pada tanggal 1 Agustus 1933 dan dibuang ke Ende di pulau Flores NTT, ruang gerak partindo semakin sempit. Dan akhirnya, pada tanggal 18 November 1936 PI membubarkan diri.
7)            Pendidikan Nasional Indonesia
Didirikan pada tahun 1931 oleh Drs. Moh. Hatta dan Sultan Syahrir. Partai ini berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1934 Drs. Moh. Hatta dan Sultan Syahrir ditangkap. Mereka dibuang ke Digul, Irian Jaya. Kemudian dipindah ke Bandaneira di kepualauan Maluku. Pimpinan PNI baru lainnya juga banyak yang ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda.
8)            Partai Indonesia Raya
Didirikan di Surabaya pada tahun 1935, partai ini merupakan penggabungan dari partai bangsa Indonesia dan Budi Utomo yang diketuai oleh Dr. Sutomo. Tujuan didirikannya Parindra adalah memperkokoh semangat kebangsaan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti mendirikan bank, koperasi, badan usaha perdagangan, rukun tani, poliklinik kesehatan, dan penti asuhan. Parindra juga berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Parindra juga giat memberantas buta huruf.
9)            Gerakan Rakyat Indonesia
Didirikan pada tanggal 14 Mei 1937 di Jakarta oleh Dr. Adnan Kapau Gani, Mr. Sartono, Mr. Wilopo, Mr. Moh. Yamin, dan Mr. Amin Syarifudin. Tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Gerindo juga menghendaki kebebasan berpolitik, ekonomi dan sosial.


10)        Gabungan Politik Indonesia
Didirikan di Jakarta pada tahun 1939 yang dipimpin oleh Abi Kusno Cokrosuyoso dari PSII, Amir Syarifudin dari Gerindo, dan Moh. Husni Thamrin dari Parindra. Tujuannya adalah mempersatukan organisasi-organisasi kebangsaan yang telah ada di Indonesia, diantaranya Gerindo Parindra, PII, dan PSII.
11)        Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Ky. H. Ahmad Dahlan. Tujuannya adalah dalam usaha mengembalikan kemurnian agama Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Muhammadiyah bergerak dibidang agama, pendidikan dan sosial. Organisassi ini mendirikan berbagai jenis sekolah, rmah sakit, poliklink, panti asuhan dan kepanduan.
12)        Taman Siswa
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 03 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat). Taman siswa bergerak dibidang pendidikan dan bercorak kebangsaan. Tujuannya adalah memberikan pendidikan kebangsaan kepada bengsa Indonesia.
13)        Nahdlatul Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 di Surabaya oleh Ky. H. Hasyim Asyari. NU merupakan organisasi sosial dan keagamaan. Organisasi ini banyak mendirikan pondok pesantren, sekolah, poliklinik, koperasi, panti asuhan dan masjid. NU juga berjuang untuk mencapai kemerdekaan indonesia.




D.           Apa, Kapan Dan Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan?
Ada dua substansi pertanyaan materi dalam uraian di bawah ini. Pertama, apa, kapan dan bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia itu? Kedua, apa dan untuk apa semangat kebangsaan itu? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu perlu ada pembatasan pengertian atau istilah dalam membahas sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan ini. Ada dua konsep kunci (key concept), yaitu perjuangan bangsa dan kebangsaan. Istilah ini sudah banyak diterapkan dalam berbagai konteks atau aktivitas. Setidaknya ada tiga pengertian perjuangan secara harfiah:
a.              Istilah perjuangan identik dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan;
b.             Perjuangan berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya;
c.              Dalam konteks politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran dan konflik.
Sedangkan konsep kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (nation) atau kesadaran diri sebagai warga negara dari suatu negara tertentu. Faham yang mendasarkan diri pada perasaan kebangsaan, atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri disebut nasionalisme. Termasuk dalam kategori manakah pengertian perjuangan bangsa Indonesia dalam konteks sejarah yang akan diuraikan di bawah ini? Untuk menjawab pertayaan ini ada baiknya mengikuti uraian berikut ini.
Dua konsep, perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa sejarah yang menunjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan terjadi secara bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Hal yang perlu ada pembatasan adalah sejak kapan dimulainya perjuangan bangsa Indonesia dan munculnya semangat kebangsaan itu? Mengingat terlalu luasnya istilah perjuangan bangsa Indonesia, maka dalam pembahasan ini perjuangan bangsa Indonesia yang dimaksud adalah perjuangan bangsa Indonesia melalui pergerakan rakyat dan organisasi kemasyarakatan maupun politik untuk menjadi suatu bangsa dan negara yang merdeka. Apabila pembatasan ini yang dijadikan kriteria maka pembahasan sejarah perjuangan dimulai sejak munculnya kesadaran berbangsa atau kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad ke -20 dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni saat diproklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia oleh Ir Soekarno.
Menurut Surdjomihardjo (1989), perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di negara-negara Asia yang pernah mengalami proses penjajahan, pada umumnya mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke -20, yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945 - 1955. Negara-negara yang merdeka pada periode tersebut selain Indonesia adalah Libanon dan Syria (21 Juni 1945), Yordania (22 Maret 1946), Filipina (4 Julu 1946), India dan Pakistan (15 Agustus 1947), Burma atau Myanmar (4 Januari 1948), Srilanka (4 Februari 1948), Indo Cina atau Vietnam (20 Juli 1954). Dan masih banyaklagi Negara-negara lain yang merdeka terutama setelah diadakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di nusantara jauh sebelum abad ke -20. Hanya perjuanganya belumlah bersifat nasional aatau kebangsaan untuk membentuk suatu negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara lokal sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan/lokal.
Pada tahun 1920-an, ada lagi peristiwa penting terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju suatu negara kesatuan adalah munculnya sebagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah di nusantara yang menyatakankeinginan untuk bersatusebagai suatu bangsa. Garakan ini kemudian diawali dengan berdirinya Jong Jva yang disebut juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan pemuda ini merupakan perkumpulan kaum kaum laki-laki pertama yang didirikan di jakarta tahun 1915. Selanjutnya disusul pula oleh Jong Sumatranen Bond yang didirikan tahun 1917. Tujuannya adalah memperkokoh hubungan ikatan diantara murid-murid asal sumatra dan menanam keinsyafan bahwa mereka kelak akan menjadi pemimpin. Jong Islamietan Bond (JIB), ialah perkumpulan baru yang didirikan oleh orang-orang yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal memajukan Islam dalam wadah Jong Java. JIB yang diketahui oleh R.Sam dan Haji Agus Salim sebagai penasihat bertujuan memajukan tentang Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam. Perkumpulan pemuda lainya yang berdasarkan kedaerahan meliputi Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Celebes.
Upaya kelompok pemuda yang dirintis sejakmlama itu mencetuskan sita-citanya dalam suatu Kongres Pemuda ke II di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi pernyataan para pemuda yang berasal dari seluruh organisasi kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita Indonesia Besatu.
Isi pernyataan yang dikenal pula dengan istilah Sumpah Pemua itu berbunyi:
 Kami bangsa indonesia mengaku bertanah air yang satu tanah air indonesia, kami bangsa indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa indonesia, kami bangsa indonesia mengaku berbahasa satu bahasa indonesia.
E.            Apa dan Mengapa Terjadi Perjuangan Kebangsaan?
Bangsa, seperti yang dikemukakan oleh Ernest Renan, adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau dipersatukan  oleh adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan. Definisi ini sangat tepat apabila diterapkan untuk kondisi bangsa Indonesia. Sehingga adanya perjuangan dari seluruh rakyat Indonesia untuk membentuk suatu bangsa (Indonesia), pada hakekatnya karena ada persamaan nasib, yakni sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa barat.
Hampir semua orang yang di wilayah nusantara ini merasakan bagaimana sakit dan penderitaan selama dalam alam penjajahan. Misalnya, tanam paksa (culture stelsel) oleh Van Der Bosch tahun 1828, seorang Gubernur Jenderal kepercayaan Ratu Wilhelm І dalam pemerintahan Hindia Belanda. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda.
Adapun pokok-pokok peraturan tanam paksa itu sebagai berikut:
a.              Petani diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami oleh tanaman wajib, yang akan diperdagangkan oleh pemerintah. Tanaman wajib itu berupa taruma (nila), tebu, tembakau, kopi.
b.             Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemrintah.
c.              Tanah yang dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah.
d.             Tenaga yang diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh melebihi tenaga kerja demi penggarapan tanah.
e.              Mereka yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja diperkebunan selama 65 hari setahunnya.
f.              Kerusakan tanaman wajib diluar kesalahan petani ditanggung oleh pemerintah.
Namun demikian, ditengah-tengah penderitaan rakyat Indonesia akibat praktek cultur stelsel sedangkan di negeri belanda sendiri terjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat di nusantara yang mengalami proses pembodohan dan pemiskinan, muncul pula suara-suara yang ingin membela rakyat jajahan di parlemen Belanda terutama dari partai liberal yang memenangkan pemilu pada saat itu. Orang-orang yang menaruh simpatik atas penderitaan rakyat di nusantara itu adalah:
1)             Baron Van Houvell, seorang pendeta yang bekerja bertahun-tahun di wilayah nusantara sehingga tahu kondisi rakyat di tanah air saat ini. Ketika kembali ke nageri Belanda, ia menjadi anggota parlemen dan membeberkan tentang kesengsaraan rakyat di Indonesia.
2)             Eduard Douwes Dekker, terkenal dengan nama samaran Multatuli, bekas Asisten Residen Lebak yang minta berhenti karena tidak tahan dengan kesengsaraan rakyat lebak akibat penjajahan Belanda. Dalam bukunya “Max Hevelaar” yang ditulis tahun 1860 menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Banten akibat penjajahan Belanda.
3)             Mr. Van Deventer, yang gigih berani membela kepentingan rakyat Indonesia dan berpendapat bahwa Belanda mempunyai hutang budi kepada seluruh rakyat Indonesia. Hutang ini harus dibayar oleh Belanda dan ia mengusulkan agar Belanda menerapkan Etische Politik, ialah politik balas budi yang terdiri atas tiga progam: edukasi, transmigrasi, dan irigasi. Semua program ini hendaknya dilaksanakan hanya semata-mata untuk mmembantu rakyat indonesia. Namun kenyataannya jauh dari harapan rakyat Indonesia yang selama ini telah diharapkan dan dinantikan.
Sejak inilah muncullah kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama dalam penjajahan. A.K. Pringgodogdo (1991) membagi masa perjuangan di Indonesia atas lima dimensi, yakni:
a)    Pergerakan politik;
b)    Pergerakan Serekat Sekerja;
c)    Pergerakan keagamaan;
d)   Pergerakan wanita; dan
e)    Pergerakan pemuda.

F.            Apa dan Untuk Apa Sejarah Perjuangan Bangsa dan Semangat Kebangsaan?
1)             Sejarah bangsa
Sejarah bangsa kita telah mencatat tonggak-tonggak keberhasilan perjuangan para patriot bangsa, baik perjuangan sebelum tahun 1908 maupun perjuangan sesudah tahun 1908. Puncak keberhasilan perjuangan tersebut adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah telah mencatat pula peristiwa-peristiwa politik yang ditunjukkan oleh putra-putra bangsa pada saat perang mempertahankan kemerdekaan baik pada Agresi Militer I sejak tanggal 21 Juli 1947 maupun yann kedua sejak tanggal 19 Desember 1948. Kini bangga kita tengah dituntut untuk melaksanakan reformasi dalam segala bidang kehidupan untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
2)             Pasal 30 UUD 1945
Dalam pasal 30 (ayat 1) UUD 1945 ditentukan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, secara tersirat UUD 1945 mewajibkan kepada kita untuk mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai semangat kebangsaan.
Pada uraian diatas,kita telah mengenal kapan dan bagaimana munculnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu bangsa dengan semangat kebangsaan serta latar belakangnya. Dapatkah kita menyimpulkan makna peristiwa kebangkitan nasional tersebut? Dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya membentuk suatu “Nation” dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan atas kesadaran sebagai bangsa sangatlah besar. Bahkan munculnya semangat kebangsaan dalam diri setiap tokoh pergerakan kebangsaan, secara tidak langsung merupakan dampak dari pendidikan yang merupakan program dari politik etis (Etische Politic). Dari sejarah ini pun kita dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya kita belajar dari sejarah (pengalaman) bangsa kita dalam upaya membangkitkan semangat kebangsaan.
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa tersebut dapat mengambil hikmah (pelajaran) dari masa lalu tersebut. Sebagaimana telah di uraikan terdahulu bahwa sejarah merupakan peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi sejarah pada maa mendatang. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar PKn dapat mengambil makna dari sejarah perjuangan bangsa untuk dijadikan pelajaran pada masa kini dan esok. Dengan demikian, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan peradaban yang telah dipupuk melalui proseswaktu yang lama akan tetap terpelihara dan semakin maju.
3)             Kesadaran Berbangsa
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat nusantara yang sama-sama dalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang terbagi atas lima dimensi, yakni:
a)             Pergerakan Politik;
b)            Pergerakan Sarekat Sekerja;
c)             Pergerakan Keagamaan;
d)            Pergerakan Wanita; dan
e)             Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa penjajahan belanda ini dibagi menurut kurun waktu sebagai berikut:
(1)          Pada masa 1908-1920 di tandai oleh munculnya organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi Utomo, Sarekat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan dan perkumpulan campuran;
(2)          Pergerakan politik pada masa 1920-1942 untuk organisasi Indonesia meliputi Partai komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, studieclub-studieclub, partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan ke daerahan, dan golongan berdasarkan keagamaan;
(3)          Pergerakan Politik pada maa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii,Penyedar, PII, dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Melalui organisasi politik, perjuangan bangsa Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk menapai kemerdekaan dari penjajahan asing karena mereka sadar akan nasibnya yang sedang dijajah sehingga kondisinya, miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Karena itulah, muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawan penjajahan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat kebangsaan dan nasionalisme yang kuat.
Penagertian semangat kebangsaan, merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa yang bersih. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki semangat kebangsaan, juga harus didukung dengan jiwa yang bersih yang tinggi. Jiwa yang bersih akan melekat pada diri seseorang, manakala orang tersebut tahu untuk apa mereka berkebangsaan.
Bahwa jiwa yang bersih dan semangat kebangsaan yang kuat merupakan faktor penting untuk mencapai banyak macam tujuan, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, militer, social dan bahkan olahraga. Pengaruh uang dan benda memang tak dapat diabaikan pada zaman serba global seperti sekarang ini, tetapi tidak dengan sendirinya dan tidak selamanya pemilikan uang dan benda menjamin pencapaian tujuan. Malahan sebaliknya, sekalipun ada uang dan benda, tetapi tanpa kekuatan jiwa yang bersih dan semangat kebangsaan jarang ada usaha mencapai tujuan dengan sukses.

G.           Bagaimana Penerapan Semangat Kebangsaan dalam Kehidupan Sehari-hari?
Kita harus selalu mengembangkan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat. Semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, misalnya ketika zaman penjajahan, bangsa Indonesia mengalami penderitaan yang hebat dari penjajah. Penderitaan yang hebat ini melahirkan tekad untuk mengusir para penjajah dari tanah air Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, bangsa Indonesia melawan para penjajah dengan penuh semangat kebangsaan, semangat kebangsaan untuk mengusir penjajah ini berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 yang membuahkan hasil proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Penanaman semangat kebangsaan harus diberikan pada saat masih ber-usia dini, karena dengan demikian akan lebih mudah mengembangkan semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu karakter semangat kebangsaan dalam berbangsa.
Mengembangkan nilai-nilai semangat kebangsaan tidak selamanya berjalan mulus. Kita harus siap menghadapi resiko-resiko yang mungkin timbul, seperti dianggap sok pahlawan atau dituduh mencari muka. Kita juga harus hati-hati mengembangkan semangat kebangsaan supaya tidak menjurus ke arah yang negatif, yaitu terlalu fanatik dengan segala hal yang berhubungan dengan diri kita sendiri.
Sikap semangat kebangsaan harus selalu diimbangi semangat kerjasama dan kebersamaan agar kita tidak jatuh pada sikap-sikap negatif, seperti selalu mengunggulkan keluarganya sendiri, mengunggulkan sekolahnya sendiri atau membela lingkungan RT/RW-nya secara membabi buta. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semangat kebangsaan harus selalu kita jaga agar tidak menjurus ke arah provinsialisme dan chauvinisme.
Namun juga kenyataannya bahwa cukup banyak manusia Indonesia yang tidak sanggup melawan penjajah dan memilih untuk berpihak kepadanya. Hanya manusia Indonesia dengan Semangat 1945 merupakan pengecualian yang cukup banyak jumlahnya dan kuat jiwa serta semangat kebangsaannya sehingga menjadi critical mass yang dapat menentukan mainstream atau arus utama perjuangan kemerdekaan. Tanpa peran Generasi Pejuang 1945 tidak mungkin terwujud Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa semangat kebangsaan antara lain seperti berikut.
a.              Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.
b.             Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negaradan bangsa apabila diperlukan.
c.              Mengembangkan rasa semangat kebangsaan.
d.             Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e.              Memelihara ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
f.              Memelihara ketertiban duniayang berdasarkan Indonesiaatas dasar Bhineka Tunggal Ika.
g.             Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini semua hendaknya dilakukan dalam rangkaian kesatuan seluruh sila pancasila.
Penghayatan pancasila khususnya yang berkaitan dengan sikap semangat kebangsaan dapat diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1)             Lingkungan keluarga
Menghormati orang tua dan orang yang dituakan dalam keluarga.
Bersedia membimbing dan menasihati adik.
Menjalankan norma-norma yang ada di keluarga.
2)             Lingkungan sekolah
Dalam pergaulan tidak memilih teman.
Mengikuti setiap upacara bendera.
Berangkat sekolah tidak pernah telat.
3)             Lingkungan masyarakat
Menaati peraturan yang berlaku di masyarakat.
Menghormati sesama warga.
Ikut kerja bakti.






















DAFTAR PUSTAKA

Nurrohmah. (2012). Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Dan Semangat Kebangsaan.[Online].Tersedia:http://cerianurrohmah.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-dan.html [diakses 08 November 2012].


Sapriya. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.

Tim Nusantara. (2000). Ilmu Pengetahuan Sosial Semarang : CV. Aneka Hlm. 29-34.


 


0 komentar:

Posting Komentar

Pages

 

MBAK EKA IDRIS 1922 Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos